kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Awal 2009, Industri Sudah Pakai Biofuel


Rabu, 20 Agustus 2008 / 20:46 WIB


Reporter: Purwadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Kalangan industri  kemungkinan besar mulai menggunakan biofuel alias bahan bakar nabati (BBN) pada Januari 2009. Pasalnya, Peraturan Menteri Perindustrian yang mewajibkan penggunaan biofuel bakal rampung September 2008.

Ketua Tim Nasional BBN Alhilal Hamdi bilang, draft Peraturan Menteri Perindustrian soal biofuel saat ini masih dalam pembahasan. "Yakni dengan industri biofuel, industri secara umum, dan pihak terkait lain," katanya kepada KONTAN, hari ini.

Alhilal optimistis pembahasan aturan itu segera selesai. "Kemungkinan besar aturan itu selesai dibahas pada pertengahan September," ujarnya.

Namun, aturan itu tampaknya tidak bisa langsung berlaku. Pasalnya, Alhilal masih menyangsikan kesiapan Pertamina maupun produsen BBN. "Apakah mereka sudah bisa memenuhi kebutuhan. Saya masih ragu," katanya.

Selain itu, berdasarkan perhitungannya, setidaknya perlu tenggang waktu sekitar kurang tiga bulan untuk persiapan pemberlakuan peraturan itu. "Artinya, awal Januari 2009 peraturan itu baru bisa berjalan," tandasnya.

Pasokan Sudah Berlimpah

Yang pasti, imbuhnya, kewajiban pemakaian biofuel berlaku bagi semua kalangan industri dari skala kecil hingga besar. "Berapa persentase pemakaiannya tergantung perundingan nanti. Tapi, kemungkinan minimal 2,5 %," katanya.

Tapi, kalangan produsen bahan bakar nabati langsung menjawab keraguan Alhilal. "Kalau aturan berlaku September, kami sudah siap memasok. Baik biodiesel maupun bioetanol," kata Paulus Tjakrawan, Bendahara Asosiasi Produsen Biofuels Indonesia (Aprobi), hari ini.

Paulus menuturkan, kapasitas produksi biodisel tahun ini saja mencapai 1,3 juta ton. "Pasokan untuk 5% hingga 10% kebutuhan industri pun, kami masih sanggup. Soalnya, kapasitas produksi biodisel kami naik lagi tahun depan menjadi 2,3 juta ton," ujarnya.

Begitu juga dengan pasokan bioetanol. Menurutnya, meskipun bioetanol juga dipakai untuk bio pertamax dan pertamax, produsen siap memenuhi kebutuhan industri. "Kapasitas produksinya memang kecil. Tapi kebutuhan bioetanol juga masih kecil," katanya. Sayang, dia enggan merinci lebih detail angka kebutuhan itu.

Yang pasti, kebutuhan biofuel industri hanya seperempat dari kapasitas produksi. "Katakanlah kebutuhan solar industri 2007 15 juta kiloliter. Kalau 2,5%-nya, kebutuhan biofuel hanya 335.000 kiloliter," kata Paulus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×