Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Di awal tahun 2014, harga bahan pokok meningkat drastis. Dimulai dari cabai, tomat, ayam hingga sayuran mengalami kenaikan.
Mujiyati salah satu pedagang sayuran di Pasar Minggu, Jakarta Selatan mengatakan, hampir semua harga naik dan tidak stabil. Dia bilang, dibandingkan dengan akhir tahun 2013, harga cabai naik drastis. di bulan Desember lalu harga cabai mencapai Rp 28.000 per kilogram (kg).
Namun, di awal tahun 2014 harga cabai mencapai Rp 40.000 per kg. "Harganya tidak tentu, pas awal tahun baru Rp 35.000, lalu turun lagi. Nah, sekarang naik lagi," keluh Mujiyati di Pasar Minggu, Senin (6/14).
Tak hanya harga cabai. Harga sayuran seperti kol, wortel, ketimun naik dari Rp 7.000 menjadi Rp 9.000. Dia mengatakan, kenaikan harga ini justru merugikan dagangannya lantaran kenaikan dan turunnya harga tidak bisa dipastikan.
"Kemarin malam saya beli di pusatnya naik, nah paginya turun lagi, otomatis harganya ngikutin pasaran dan rugi juga saya," ucapnya.
Sama halnya dengan Mujiyati, Aslan pedagang ayam di Pasar Minggu juga mengeluhkan karena sehabis tahun baru harga daging ayamnya meningkat dari Rp 16.500 menjadi Rp 19.000. Ia berujar, tidak mengetahui kenapa harga-harga di psaran meningkat.
"Saya hanya pedagang ngikutin harga pasaran aja, yang jelas rugi, sudah pembeli juga yang komplain," ujarnya.
Senada dengan pedagang di Pasar Minggu, Legiyem pedagang cabai di pasar Pal Merah, Jakarta Barat juga mengalami hal yang sama. Dia bilang harga cenderung tidak stabil, kenaikan harga dan turunnya harga tidak bisa diprediksi.
"10 hari lalu naik dari Rp 27.000 jadi Rp 40.000, nah dua hari lalu turun lagi, dan sekarang naik lagi jadi Rp 40.000," tutur Legiyem.
Di pasar Pal Merah, hampir seluruh harga sayuran juga turut naik. Seperti tomat juga naik dari Rp 5.000 menjadi Rp 8.000. Namun, untuk harga bawah malah menurun dari Rp 24.000 menjadi Rp 18.000.
"Untuk bawang juga begitu, tidak stabil, saya beli Rp 24.000 kemudian turun jadi Rp 18.000 nah rugi lah saya jualnya, malahan bisa turun jadi Rp 14.000 kemudian naik lagi, pedagang bisa hancur karena begini terus," ungkapnya.
Ketidak stabilan harga malah membuat pedagang dipasaran merugi lantaran harga jual yang tidak menentu. Dia berharap agar harga bisa ditentukan dengan baik agar tidak proses jual beli tidak merugikan pedagang.
"Paling tidak cabai tentukan harga yang pas, jangan tidak stabil saya beli Rp 40.000 pas turun harganya bisa menjual Rp 27.000, jangan seperti itu," tandas Legiyem.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News