kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Awal tahun, produksi batubara sudah membara


Jumat, 13 April 2018 / 11:20 WIB
Awal tahun, produksi batubara sudah membara


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produksi batubara dalam negeri masih membara. Di kuartal I-2018, beberapa emiten pertambangan mampu meraih peningkatan produksi dibandingkan periode yang sata tahun lalu.

Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk Suherman mengatakan, hingga tiga bulan pertama tahun ini produksi batubara masih sesuai target. Tercatat, di kuartal I-2018 emiten berkode saham PTBA di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini menghasilkan sebanyak 5,3 juta ton. Jumlah ini meningkat 17% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Produksi batubara di awal tahun tersebut sudah disesuaikan dengan rencana perusahaan ini. “Sudah kami rencanakan, pada tahun 2018 produksi naik 17%,” kata Suherman kepada KONTAN, Kamis (12/4).

Tahun ini, Bukit Asam membidik target produksi batubara sebanyak 25,54 juta ton. Sementara, di tahun 2017 produksi Bukit Asam hanya sebanyak 21,92 juta ton.

Kenaikan target produksi itu, sejalan dengan penjualan. Bukit Asam menargetkan tahun ini dapat menjual sebanyak 25,88 juta ton batubara. Dari jumlah tersebut, sebanyak 53% atau 13,74 juta ton dialokasikan untuk pasar domestik. Sedangkan sisanya 12,15 juta ton ditujukan ke pasar ekspor.

Tren kenaikan harga batubara dalam beberapa waktu belakangan ini turut mendongkrak produksi. “Peningkatan target itu ditopang oleh rencana penjualan ekspor untuk batubara medium to high calorie ke pasar premium seiring dengan membaiknya harga batubara dan kenaikan pemintaan batubara," ungkap Suherman.

Sementara, Head of Coorporate Communication PT Adaro Energi Tbk Febriati Nadira mengatakan, produksi batubara sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti masalah teknis, kondisi ekonomi dan daya dukung lingkungan. "Jika keekonomian dan daya dukung lingkungannya tidak memenuhi, maka tidak bisa dipaksakan (naik),” katanya.

Sayang, terkait produksi Adaro Energi di kuartal I-2018, Ira - sapaan Febriati Nadira masih belum mau membeberkan. Target produksi batubara Adaro Energi di tahun 2018 mencapai 52 juta ton hingga 54 juta ton.

Head of Investor Relation PT Toba Bara Sejahtra Tbk, Iwan Sanyoto mengatakan tren produksi batubara akanseragam “Naik atau turun produksi batubara kurang lebih sama dengan emiten (batubara) lain,” tandas Iwan.

Tahun 2018, emiten berkode saham TOBA di Bursa Efek Indonesia ini menargetkan produksi batubara di level yang sama dengan tahun 2017. Yaitu lima juta ton hingga enam juta ton.

Selain itu, Toba Bara terus mencari kesempatan  mengakuisisi tambang baru sebagai strategi meningkatkan cadangan. Di samping terus melakukan eksplorasi.

Sementara Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mendorong peningkatan nilai tambah dari hasil tambang batubara. Pasalnya, selama ini komoditas hitam legam hanya dijual begitu saja tanpa proses nilai tambah.

Jonan mengatakan, peningkatan nilai tambah tersebut merupakan amanat Undang-Undang (UU) No 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (Minerba).

"Sekarang batubara mau dibuat apa?  hanya digali, dinaikkan alat angkut lalu dijual. Ini  terlalu simple," kata Jonan.

Peningkatan nilai tambah batubara dapat dilakukan dengan cara mengolahnya menjadi coal bed methane (CBM). Selain itu dapat pula diproses, sehingga batubara nantinya  dapat dimanfaatkan sebagai pengganti gas alam cair atau liquefied petroleum gas atau LPG.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×