kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bagaimana minat pemain otomotif terhadap pasar kendaraan listrik Indonesia?


Kamis, 17 Desember 2020 / 20:51 WIB
Bagaimana minat pemain otomotif terhadap pasar kendaraan listrik Indonesia?
ILUSTRASI. Karyawan melakukan pengisian daya pada mobil listrik BMW i3s di kawasan Meruya, Jakarta, Jumat (2/10/2020).


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah ingin mendorong penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Pemerintah menargetkan, akan ada 2 juta unit mobil listrik dan 14 juta unit sepeda motor listrik yang mengaspal di jalan pada tahun 2030 nanti.

Selain itu, pemerintah juga menargetkan pembangunan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di 2.400 titik dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) sebanyak 10.000 titik di tahun 2025 mendatang.

Pembangunan SPKLU dan SPBKLU diproyeksikan menyerap dana investasi sebesar Rp 4 triliun serta menyerap 3.000 tenaga kerja.

Semangat untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik di tanah air rupanya juga dijumpai pada pelaku industri.  PT Toyota Astra Motor misalnya, berencana memulai produksi mobil listrik di Indonesia mulai tahun 2022 mendatang dengan menggandeng Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).

Selama ini, kendaraan-kendaraan listrik Toyota yang dipasarkan di Indonesia memang masih dipasok melalui impor utuh atawa completely built-up (CBU).

Vice President Director Toyota-Astra Motor (TAM), Henry Tanoto menyatakan, rencana Toyota untuk memproduksi kendaraan listrik di Indonesia tidak terlepas dari respon pasar atas kendaraan-kendaraan listrik yang dipasarkan oleh TAM.

Baca Juga: Grab Indonesia berambisi mengoperasikan 26.000 kendaraan listrik di tahun 2025

Asal tahu, TAM sudah memasarkan kendaraan listrik di Indonesia sejak tahun 2009 lalu. Saat ini, TAM secara total menawarkan 10 kendaraan listrik dengan brand Toyota dan Lexus yang terdiri atas 8 kendaraan hibrida atawa hybrid electric vehicle (HEV), 1 plug-in hybrid vehicle (PHEV) yang saat ini dijual untuk customer fleet, dan 1 battery electric vehicle (BEV).

Henry menuturkan, TAM mulanya hanya mampu menjual rata-rata 2 unit kendaraan listrik per bulan di tahun 2009. Angka tersebut selanjutnya meningkat menjadi rata-rata 12 unit per bulan di tahun 2015 lalu kembali naik menjadi 81 unit per bulan di tahun 2020.

“Pasar sudah cukup menerima bahkan berkembang dengan baik. Dan ini yang menjadi alasan kami untuk tidak hanya terus menambah pilihan (kendaraan listrik) bagi pelanggan, tapi juga memulai produksi hybrid secara lokal di 2022,” kata Henry kepada Kontan.co.id, Kamis (17/12).

Tidak mau ketinggalan, PT Bakrie & Brothers Tbk juga turut meramaikan pasar otomotif Indonesia. Melalui anak usahanya, PT Bakrie Autoparts (BA), BNBR bekerja sama dengan produsen bus asal China, BYD  Auto  Co.Ltd untuk mengembangkan bus listrik.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×