Reporter: Amalia Fitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) mengaku belum bisa memberikan proyeksi penjualan di saat Ramadan karena data yang belum tersedia.
Kurniadi Sulistyomo, Corporate Secretary PZZA menyebutkan belum bisa membuka perbandingan penjualan pada Ramadan tahun lalu karena alasan yang sama.
"Terus terang kami belum memegang data, jadi belum bisa menjawab pertanyaan apapun. Namun jika dibandingkan dengan kondisi sekarang memang agak susah karena COVID-19," tuturnya kepada Kontan.co.id, Rabu (29/4).
Ia melanjutkan, sampai saat ini layanan pesan antar (delivery) dan drive thru juga masih berlaku di beberapa daerah. Kurniadi juga mengklaim, pihaknya belum memiliki hasil penjualan layanan antar yang berlaku pada masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Baca Juga: Kinerja operasional United Tractors (UNTR) tertekan di kuartal pertama 2020
Menutup layanan dine-in, juga merupakan usaha perseroan menaati peraturan dan himbauan pemberlakuan PSBB dari pemerintah.
"Secara khusus kami tidak ada strategi khusus saat ini. Kami mengikuti peraturan dan himbauan pemerintah mengenai social distancing untuk gerai-gerai di berbagai daerah," lanjutnya.
Sepanjang 2019, PZZA membukukan pendapatan sebesar Rp 3,99 triliun atau tumbuh 11,76% ketimbang pendapatan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,57 triliun.
Pendapatan ini, berasal dari penjualan makanan sebesar Rp 3,57 triliun dan penjualan minuman menyumbang Rp 426,34 miliar.
Penjualan di wilayah Jakarta menyumbang pendapatan hingga 41,60% bagi Sarimelati pada tahun lalu. Porsi terbesar kedua pendapatan PZZA adalah penjualan di Jawa Bali yang mencapai 30,32%. Berturut-turut penyumbang selanjutnya adalah Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, dan wilayah Timur.
Adapun laba tahun berjalan meningkat 15,56% menjadi Rp 200,02 miliar, dari laba tahun berjalan 2018 sebesar Rp 173,09 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News