kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bahan bangunan ramah lingkungan dipamerkan di JCC


Sabtu, 30 Juni 2012 / 10:00 WIB
ILUSTRASI. Kawasan Pondok Indah Jakarta Selatan, masih menjadi pilar utama bisnis PT Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI). Foto KONTAN/Daniel Prabowo/24/08/2016


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Tidak kurang dari 315 perusahaan ambil bagian dalam Indonesia Building Technology Expo 2012 yang digelar selama tanggal 27 Juni-1 Juli di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta. Bukan hanya dari dalam negeri, perusahaan asal China, Jepang, Kanada, Korea, Malaysia, Singapura, Taiwan, Uni Emirat Arab, dan Vietnam juga ikut memamerkan produknya.

Indonesia Building Technology Expo sudah diadakan untuk yang kesepuluh kalinya. Kali ini, pameran mengangkat tema "Green Building Technology for the Future".

"Saat ini tren teknologi bahan bangunan dunia mengarah ke material substitusi alam," jelas Event Manager Indonesia Building Technology Expo 2012 Didik Susanto ketika ditemui KONTAN, Jumat (29/6). Dia mencontohkan, kayu yang bisa digunakan untuk panel, lantai, dan kusen tidak harus 100% terbuat dari kayu, melainkan ada campuran komposit. Dengan demikian, penebangan pohon pun berkurang.

Salah satu perusahaan yang sudah menerapkan konsep serupa adalah PT Jayaco Alderon Persada, produsen kayu merek Duma dan atap merek Rooftop. Alderon mencampur bahan PVC untuk setiap produknya.

"Dampaknya, ruangan jadi lebih dingin tanpa perlu insulasi," ujar Rahmad Santoso, Marketing Alderon. Selain itu, kayu campuran PVC juga lebih tahan lama karena tidak bisa dimakan rayap dan tidak bisa menyerap air.

PT S Three Technologies Indonesia juga sudah menciptakan inovasi beton ringan Thermoblock yang terbuat dari bahan baku pasir silika, semen, dan bahan campuran lain. Thermoblock diklaim memiliki fungsi isolasi yang baik sehingga suhu ruangan tidak mudah terpengaruh cuaca luar.

"Penggunaan AC bisa direduksi dengan Thermoblock," ujar A. P. Kurniawan, Project Division S Three Technologies Indonesia. Beton ringan ini juga bisa menghemat struktur bangunan lantaran beratnya hanya seperlima beton biasa dan seperempat bata merah.

Bukan hanya bahan bangunan, produk desain interior seperti lampu pun ikut memajang produk ramah lingkungannya. Contohnya produsen lampu merek Philips. "Teknologi terbaru kami adalah lampu yang berbasis LED," jelas Retail Manager PT Philips Indonesia untuk Consumer Luminaries, Indah Suzanti.

Lampu LED, menurut Indah, bisa menghemat energi hingga 80% dibanding lampu pijar. Lampu jenis ini juga lebih ramah lingkungan karena nonmerkuri. Produk terbaru dari Philips adalah myLightAccent, lampu dekoratif yang warnanya bisa digonta-ganti sesuai suasana hati konsumen.

PT Debindomulti Adhiswasti selaku penyelenggara Indonesia Building Technology Expo 2012 menargetkan jumlah pengunjung mencapai 50.000 selama lima hari. "Komposisi pengunjung lebih banyak umum daripada buyer, yaitu 60% banding 40%," ungkap Didik.

Namun, mayoritas peserta hanya memanfaatkan pameran sebagai ajang bertukar informasi bisnis. "Indikator kalau pameran sukses adalah peserta tertarik untuk ikut lagi tahun depan," jelas Didik. Buktinya, jumlah peserta selalu bertambah rata-rata 20% setiap tahunnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×