Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan kesepakatan tarif resiprokal baru untuk Indonesia sebesar 19%. Angka yang jauh lebih rendah dari sebelumnya ini dinilai membawa angin segar bagi pelaku industri sawit nasional.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Eddy Martono, menyambut positif keputusan tersebut. Ia menyebut bahwa penurunan tarif ini menjadi peluang besar mengingat posisi ekspor sawit Indonesia ke AS sangat kuat.
"Menurut saya ini sudah sangat bagus karena kita surplus terhadap AS. Khusus untuk sawit, pangsa pasar kita mencapai 89% di sana, jadi sangat tinggi," kata Eddy kepada Kontan, Rabu (16/7).
Baca Juga: GAPKI Sebut Ekspor Minyak Sawit Makin Tertekan Imbas Kebijakan Tarif Trump
Eddy mencatat, ekspor minyak sawit Indonesia ke Negeri Paman Sam menunjukkan tren positif dalam lima tahun terakhir. Pada 2023, volume ekspor mencapai 2,5 juta ton, meski sedikit menurun menjadi 2,2 juta ton pada 2024. Namun, ia optimistis tren pertumbuhan akan kembali menguat.
"Kalau digarap dengan serius, dalam 2 sampai 3 tahun ke depan ekspor kita bisa tembus ke 3 juta ton," ujarnya.
Selanjutnya: Thaksin Divonis 22 Agustus soal Penghinaan Raja, Nasib Pemerintahan Putrinya Goyang
Menarik Dibaca: Tayang September, Official Teaser Trailer Andai Ibu Tidak Menikah dengan Ayah Dirilis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News