Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengakui bahwa insiden longsor yang terjadi pada tambang Grasberg Block Cave milik PT Freeport Indonesia (PTFI) akan berdampak pada pasokan emas PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) ke depan.
"Jadi gini, menyangkut dengan B2B Antam, itu sedang dibicarakan. Memang sekarang ini adalah refinery emas kita itu kan di Freeport. Kalau 3 juta konsentrat (tembaga) yang diolah oleh smelter, itu menghasilkan 50 sampai 60 ton emas," ungkap Bahlil saat ditemui di Selasa (14/10/2025).
Bahlil menyebut bahwa saat ini Freeport masih berbenah usai musibah longsor yang terjadi pada 8 September lalu. Dan Kementerian ESDM tengah melakukan evaluasi total.
Baca Juga: Operasi Tambang Grasberg Freeport Masih Terhenti, ESDM Tunggu Hasil Audit Longsor
"Sekarang ini kita lagi melakukan evaluasi total. Jadi produksi terhadap konsentrat di Freeport itu belum dilakukan secara maksimal. Maka dengan demikian pasti mengalami kekurangan pasokan (emas)," tambahnya.
Ke depan, Bahlil bilang melalui Direktur Jenderal (Dirjen) Minerba pihaknya akan melakukan exercise, terkait langkah lanjutan pemenuhan emas Antam.
"Apa yang akan dilakukan? Kedepan kita lagi membahas, meng-exercise dengan Dirjen Minerba, langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk kemudian bisa mengoptimalkan kebutuhan daripada Antam terhadap emas itu sendiri," tambahnya.
Sebelumnya, dalam catatan Kontan, Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara ESDM Tri Winarno mengatakan tengah mengkaji kemungkinan penerapan skema domestic market obligation (DMO) untuk komoditas emas.
Meski begitu, Tri belum bisa memastikan berjalannya DMO. Karena saat ini Antam telah berkontrak dengan Freeport untuk memasok emas mereka.
"Cuma kalau misalnya nanti ada DMO, seandainya ada DMO, nanti kalau misalnya sananya (dari smelter Freeport) beroperasi (lagi) seperti apa. Jangan sampai juga terus malah numpuk (emas)," kata Tri ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Senin (13/10/2025).
Di sisi lain, Pengamat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Direktur NEXT Indonesia Center, Herry Gunawan mengatakan hal serupa. Ia bilang tidak beroperasinya smelter tembaga Freeport yang menghasilkan produk sampingan emas akan berpengaruh pada pasokan Antam.
"Tentu sangat mengganggu, karena pasokannya berkurang. Akibatnya, kemampuan produksi Antam akan menurun, yang pada akhirnya bisa kehilangan potensi laba yang besar," kata dia.
Baca Juga: Rosan Beri Sinyal Perpanjangan Kontrak Freeport di Indonesia
Kendala ini terjadi di tengah permintaan emas di Indonesia mengalami yang peningkatan, terutama didorong oleh faktor investasi dan ketidakpastian ekonomi global.
"Selain itu, pasar emas di dalam negeri juga akan terpengaruh. Pasokan ke pasar akan menurun, dan harganya bakal terdongkrak," ungkap dia.
Untuk diketahui, PTFI telah resmi melakukan penandatanganan perjanjian jual beli logam emas dengan Antam sejak November 2024 lalu. Sebelumnya, Freeport ditargetkan akan mengirim 30 ton emas per tahun dengan kontrak selama 5 tahun, senilai US$ 12,5 miliar atau Rp 200 triliun.
Dalam pengiriman perdana di 13 Februari 2025, Antam telah menerima sebanyak 125 kilogram dari proses pemurnian lumpur anoda menjadi emas, senilai Rp 207 miliar dengan kadar kemurnian mencapai 99,99%.
Selanjutnya: Menkeu Purbaya: Ekonomi Global Mulai Membaik meski Ketidakpastian Masih Tinggi
Menarik Dibaca: Promo Alfamart Snack Fair Periode 1-15 Oktober 2025, Beli 1 Gratis 1 Lay’s-Cheetos
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News