Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas Bumi (Aspermigas) berencana membangun delapan proyek kilang mini dengan kapasitas total mencapai 20.000 barel per hari.
Demi merealisasikan rencana tersebut, Aspermigas berharap akan mendapatkan jaminan dari pemerintah khususnya terkait kepastian offtaker atau pembeli produk. Proyek ini ditargetkan rampung pada 2027 mendatang.
Ketua Umum Aspermigas John S Karamoy bilang, kendati berukuran kecil kualitas produk yang akan dihasilkan dari kilang ini diklaim memenuhi standar minimum produk Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri. Tak hanya itu, lewat pembangunan kilang mini nantinya dapat mengkonversi satu barel minyak mentah menjadi BBM di atas 80%.
Baca Juga: Cari partner untuk proyek Kilang Bontang, ini syarat dari Pertamina
"Ini sudah direncanakan beberapa tahun lalu oleh pemerintah tapi belum berjalan. Kami bersama BUMD ingin realisasikan dan harapkan kedelapan unit bisa selesai di 2027," jelas John dalam diskusi virtual, Sabtu (27/6).
Adapun, delapan kluster proyek kilang mini rencananya akan tersebar di sejumlah lokasi, antara lain; Sumatra Utara, Selat Panjang Maluku, Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara dan Maluku.
John melanjutkan, kehadiran delapan kilang mini ini ditambah sejumlah proyek kilang Pertamina maka di 2028 mendatang kebutuhan BBM dalam negeri dapat terpenuhi. Dengan demikian tidak akan ada lagi impor.
Selain itu, pihaknya menjamin kehadiran delapan kilang mini bakal memenuhi kebutuhan masyarakat pada wilayah Tertinggal,Terdepan dan Terluar (3T).
Baca Juga: Ini penjelasan Pertamina soal pembangunan kilang yang disinggung Presiden Jokowi
"Mini refinery akan dibangun swasta dan BUMD dan karena tidak ada biaya distribusi jadi bisa langsung dibeli oleh masyarakat sekitar dengan harga yang relatif lebih murah. Saya menyambut apa yang dikatakan pemerintah bahwa kami harus perhatikan wilayah 3T," jelas John.
Demi mendukung rencana tersebut, John memastikan pihaknya membutuhkan dukungan dari pemerintah. Selain soal kepastian pembeli produk, John menegaskan kendala yang kerap dihadapi selama ini yakni kepastian market share yang bisa diperoleh jika kilang dibangun oleh swasta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News