Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
Penambahan kapasitas yang dikejar memang cukup besar. Dari penambahan kapasitas rumah potong atau slaughterhouse saja misalnya, WMU mengincar kenaikan hingga total kapasitas pemotongan WMU mencapai 21.000 ekor per jam pada tahun ini. Sebagai perbandingan, kapasitas pemotongan slaughterhouse WMU saat ini telah mencapai 13.500 ekor per jam.
Sementara itu, sebanyak 25,7% sisa dana IPO bakal digunakan untuk modal kerja WMU, terutama untuk pembelian bahan baku pada feedmill dan pembelian ayam broiler komersial untuk slaughterhouse.
Baca Juga: Pangsa pasar Aneka Gas Industri (AGII) bakal naik usai akuisisi aset pabrik Samator
Untuk menunjang kinerja penjualan, WMU akan memperkuat jaringan distribusi perusahaan di berbagai daerah di Indonesia. Gambaran saja, selama ini penjualan WMU menyasar beberapa segmen pasar, yaitu segmen rumah tangga, processing industry, serta hotel restoran dan kafe (horeka). Penjualan ke segmen rumah tangga dilakukan melalui general trade, modern trade, dan e-commerce.
Pada tahun ini, fokus bisnis WMU masih mengarah pada segmen karkas. Sebagai informasi, berdasarkan penjelasan Finance and HCD Director Widodo Makmur Unggas, Wahyu Andi Susilo, segmen karkas berkontribusi hingga 60%-70% pada posisi Oktober 2020 lalu. Sisanya berasal dari penjualan ayam berusia satu hari atau day old chicken (DOC), telur, ayam hidup, dan pakan ternak.
Selanjutnya: Butuh listrik 75 MW, proyek smelter Feronikel Antam (ANTM) molor
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News