Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah bakal makin ramai. Pada tiga tahun mendatang total industri yang akan beroperasi di sana akan mencapai sekitar 40 tenant.
CEO PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Alexander Barus menjelaskan saat ini sudah ada 18 tenant yang ada di Morowali dan sedang ada pembangunan 22 tenant lagi.
“Jadi nanti akan ada sekitar 40 tenant di 3 tahun mendatang,” jelasnya saat ditemui di JCC Senayan, Rabu (12/10).
Namun sayang, Alexander enggan membeberkan potensi nilai investasi yang masuk lantaran dia khawatir akan menimbulkan spekulasi.
Baca Juga: Bangun Industri Baterai EV Berbasis Nikel, Indonesia Bakal Berhadapan dengan China
Secara umum, Alexander mengatakan, sejauh ini total investasi yang telah direalisasikan di Kawasan Industri Morowali senilai US$ 15,6 miliar untuk berbagai kebutuhan mulai dari kapal, truk pengangkutan, pelabuhan, pesawat, dan lainnya.
Alexander memaparkan, luas lahan kawasan industri Morowali akan terus diperluas untuk memenuhi permintaan tenant-tenant yang akan masuk.
“Dulu kan (luas lahan IMIP) 1.350 hektar, kemudian menjadi 2.000 hektar, nah sekarang 4.000 hektar. Nanti kalau tidak cukup kita perluas ke Weda Bay, itu kan punya kita juga,” ujarnya.
Sejauh ini, kata Alexander, untuk memenuhi kebutuhan lahan 40-an tenant pada tiga tahun mendatang cukup di atas lahan seluas 4.000 hektar.
Baca Juga: Jumlah ATM Terbatas, Kios Agen Layanan Perbankan jadi Andalan Karyawan di IMIP
Sebagai informasi, saat ini sudah ada dua tingkat proses pengolahan nikel di Morowali di mana pada tingkat satu ialah produk nickel pig iron (NPI) sebesar 3,6 juta metrik ton per tahun. Kemudian produk katoda baterai kendaraan listrik sudah 195.000 metrik ton per tahun dari tiga industri.
Proses tingkat dua atau intermediete yang sudah terealisasi di Morowali ialah stainless steel 4 juta metrik ton pertahun, Hot Rolled Coil (HRC) sebanyak 3 juta metrik ton per tahun, Cold Rolled Coil (CRC) sebanyak 1,2 juta metrik ton per tahun, dan carbon steel mencapai 4 juta per tahun.
“Untuk user terakhir, kita sudah investasi per hari ini di Morowali sebesar US$ 15,3 miliar. Di tahun lalu realisasi ekspor US$ 10,7 miliar di mana pajak royalti menyumbang Rp 9,8 triliun,” ungkapnya.
Alexander mengungkapkan, saat ini sumber listrik industri Morowali dari PLTU dengan kapasitas 3.167 megawatt (MW). Rencananya, IMIP akan membangun PLTS dengan kapasitas 150 MW di sana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News