Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bakrie Power, anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) berencana terus membentangkan sayap bisnisnya di segmen energi baru terbarukan (EBT). Bahkan rencana Bakrie bukan hanya memperlebar jangkauan EBT-nya saja melainkan juga melokalisasi komponen pendukung pembangkit energi hijau ini.
Doddy Taufiq Wijaya, Direktur Utama PT Bakrie Power melihat bahwa prospek bisnis energi baru terbarukan akan sangat cerah ke depannya. Menurutnya, yang diperlukan untuk mendukung peluang ini bukan hanya komitmen pemerintah saja melainkan juga dukungan PLN untuk lebih terbuka dan menyesuaikan internal KPI-nya dengan kinerja penambahan dan efektivitas pembangkit EBT-nya.
Sejauh ini, Doddy yakin bahwa Bakrie Power bisa berkontribusi banyak di pembangkit geothermal, PLTS, PLTB, dan biomassa.
Maka dari itu, di tahun ini Bakrie Power berencana menambah portofolio PLTS ke ranah C&I (commercial & Industry). Bakrie juga akan mengikuti beberapa tender IPP jika ada dan menarik. “Untuk pembangkit geothermal di NTT meskipun kami minoritas dalam waktu dekat akan beroperasi untuk fase pertama,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (22/4).
Baca Juga: PGN akan Semakin Masif Kembangan Program Jargas 4 Tahun ke Depan
Nantinya, lanjut Doddy, belanja modal besarnya akan seiring dengan proyek-proyek yang akan didapatkan di tahun ini.
Bukan hanya memperluas portofolio bisnis EBT, Doddy bilang, BNBR Group juga akan melokalisasi komponen-komponen pembangkit energi baru terbarukan seperti solar panel, inverter, baterai, dan komponen pendukung lainnya di Indonesia. “Tentunya bekerja sama dengan mitra provider teknologi,” kata dia.
Dengan upaya ini, Bakrie dapat menambah konten lokal dalam berbagai pembangkit EBT dan membangun ekosistem pendukung pembangkit energi bersih di Indonesia.
Baru-baru ini, proyek PLTS Hybrid terbesar di Sulawesi Selatan yang digarap PLN bersama dengan Bakrie Power, PT Dipa Jaya Sejahtera dan PT Syntek Otomasi Indonesia resmi beroperasi.
PLTS Hybrid Selayar berkekuatan 1,3 Mega Wattpeak (Mwp) ini merupakan yang terbesar dan tercanggih di Sulawesi Selatan. PLTS Hybrid yang dibangun di atas lahan seluas 1,46 hektare (ha) ini menelan investasi sebesar Rp 39,5 miliar.
Baca Juga: Perkuat Portofolio Bisnis, PGN Bidik Pasar Ritel Gas Bumi
Dalam waktu dekat, PLN akan membangun PLTS jenis yang sama di empat kecamatan di Kepulauan Selayar, yakni Kecamatan Pasilambena, Pasimasunggu, Takabonerate, dan Kecamatan Pasimarannu.
Doddy mengungkapkan, ada kemungkinan dalam waktu dekat PLN akan mengumumkan tendernya. “Akan lebih menarik jika size-nya cukup besar (bundling untuk 4 lokasi) dan tentunya akan lebih ekonomis. Bakrie tentu akan mempertimbangkan untuk turut serta jika memang proyeknya menarik,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News