kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45999,45   5,85   0.59%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Balitbang ESDM kaji pemanfaatan CPO untuk Pembangkit Listrik Tenaga Diesel


Sabtu, 08 Agustus 2020 / 21:55 WIB
Balitbang ESDM kaji pemanfaatan CPO untuk Pembangkit Listrik Tenaga Diesel


Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Litbang Kementerian ESDM melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (P3TKEBTKE) memulai kajian kelayakan pemanfaatan minyak nabati murni atau Crude Palm Oil (CPO) untuk pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) hingga Desember 2020.

Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Strategis Yudo Dwinanda Priaadi menyampaikan, Indonesia masih memiliki banyak ruang untuk migrasi BBM ke bahan bakar nabati. Jika 50% jumlah Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau lebih dari 2.000 PLTD dapat dialihkan menggunakan CPO, tentunya perusahaan ini dapat menekan biaya BBM cukup besar.

Baca Juga: PLN tegaskan belum akan lakukan renegosiasi kontrak PPA pada pembangkit listrik tua

"Pemerintah juga diuntungkan, karena dapat menghemat anggaran subsidi listrik yang semakin meningkat dari tahun ke tahun," kata Yudo dalam siaran pers di situs Kementerian ESDM, Sabtu (8/8).

Kepala P3TKEBTKE Chrisnawan Anditya menjelaskan, kajian ini dilatarbelakangi oleh tingginya penggunaan BBM untuk PLTD dan Pembangkit Listrik Tenaga Minyak dan Gas (PLTMG). Data statistik menunjukkan bahwa pemakaian BBM di pembangkit PLN pada tahun 2018 sekitar 4 juta kiloliter.

"Pemakaian BBM tersebut diperkirakan akan meningkat 960.000 kiloliter per tahun, dengan tambahan PLTMG baru dengan total kapasitas sebesar 520 MW selama 2019 hingga 2028," sambung dia.

Penggunaan BBM pada PLTD berdampak cukup besar pada biaya operasional PLN. Data statistik PLN tahun 2018 mencatat bahwa biaya bahan bakar PLTD mencapai Rp 26 triliun atau 16% dari total biaya bahan bakar PLN. Namun, listrik yang dihasilkan PLTD hanya 6% dari total listrik yang diproduksi PLN.

Baca Juga: Kawal pengembangan EBT, ESDM bentuk satgas menajemen risiko

Memang, penggunaan PLTD harus diakui masih diperlukan, terutama untuk daerah terisolir.

Walau begitu, pemerintah mencoba mengurangi pemakaian BBM di PLTD dengan membangun pembangkit listrik EBT di beberapa PLTD kendati jumlahnya belum banyak. Penggunaan minyak nabati murni di PLTD ini diharapkan dapat mengurangi pemakaian BBM secara signifikan.




TERBARU
Kontan Academy
Storytelling with Data (Data to Visual Story) Mastering Corporate Financial Planning & Analysis

[X]
×