kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -18.000   -0,91%
  • USD/IDR 16.280   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.163   45,88   0,64%
  • KOMPAS100 1.044   9,28   0,90%
  • LQ45 802   6,79   0,85%
  • ISSI 232   1,83   0,80%
  • IDX30 416   1,78   0,43%
  • IDXHIDIV20 488   2,35   0,48%
  • IDX80 117   0,85   0,73%
  • IDXV30 120   0,06   0,05%
  • IDXQ30 134   0,61   0,45%

Bangun smelter, dua perusahaan ini rogoh Rp 6,4 T


Senin, 07 Desember 2015 / 16:35 WIB
Bangun smelter, dua perusahaan ini rogoh Rp 6,4 T


Sumber: Kompas.com | Editor: Havid Vebri

JAKARTA. PT Titan Mineral Utama (TMU) dengan PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia (HNAI) membangun membangun pabrik pengolahan dan pemurnian mineral (smelter ) di Kawasan Industri Bantaeng, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan.

Smelter itu diharapkan dapat mulai berproduksi pada tahun 2016 mendatang.

"PT Titan Mineral Utama berinvestasi sebesar Rp 4,7 triliun dan PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia sebesar US$ 130 juta atau setara Rp 1,7 triliun, dengan perhitungan kurs Rp 13.500. Saat ini, smelter masih dalam tahap konstruksi," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani di Kawasan Industri Bantaeng, Senin (7/12/2015) siang.

Adapun untuk mengoperasikan smelter tersebut, PT Titan Mineral Utama akan mempekerjakan 1.000 orang tenaga kerja. Sedangkan PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia berencana merekrut 900 orang pekerja.

Lebih rinci lagi, Franky menjelaskan, saat ini, PT TMU sedang melakukan pembangunan tahap pertama konstruksi dengan kapasitas produksi Ferronickel sebesar 12.000 ton/tahun yang akan mulai berproduksi komersial pada Februari 2016.

Dalam pembangunan pabrik smelter-nya, PT TMU berencana memasang 20 tungku blast furnace, dimana pada saat ini pihaknya sudah melakukan instalasi empat tungku. Sedangkan PT HNAI masih melaksanakan konstruksi tahap pertama dengan kapasitas 100.000 ton Ferronickel per tahun dengan menggunakan dua tungku Rotary Kiln Electric Furnace yang ramah lingkungan.

Perusahaan tersebut optimis proses konstruksi pabrik smelter nikel dapat diselesaikan pada bulan Desember 2015. Pada Januari 2016, PT HNAI akan melakukan trial produksi dan diharapkan pada bulan Februari 2016 dapat memulai produksi serta melakukan ekspor perdana.

“Realisasi investasi smelter nikel dan Kawasan Industri Bantaeng membuktikan komitmen Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten Bantaeng dalam mendorong pencapaian nilai tambah mineral nikel di Indonesia,” tutur Franky.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×