kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banjir, 200 pabrik tekstil Bandung setop operasi


Kamis, 25 Desember 2014 / 19:48 WIB
Banjir, 200 pabrik tekstil Bandung setop operasi
ILUSTRASI. Ilustrasi kendaraan bermotor. ANTARA FOTO/Dedhez Anggara/foc.


Reporter: Widiyanto Purnomo | Editor: Uji Agung Santosa

BANDUNG. Banjir yang melanda Bandung berdampak buruk terhadap aktivitas industri di kota tersebut. Kurang lebih 90% pabrik di Kawasan Industri di Jalan Mohammad Toha hingga ke Dayeuh Kolot, harus menghentikan produksi karena banjir.

Perlu diketahui kawasan industri sepanjang Jalan Mohammad Toha hingga Dayeuh Kolot didominasi oleh pabrik tekstil dan garmen. Menurut Asosiasi Pertekstilan Indonesia, terdapat hampir 200 pabrik tekstil di kawasan industri tersebut dengan perkiraan 200.000 karyawan, yang menghentikan operasinya sejak 6 hari yang lalu.

Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia Ade Sudrajad mengatakan, banjir tersebut berdampak fatal terhadap aktivitas industri tekstil. “Akibat yang fatal adalah bahan baku tidak bisa masuk dan barang yang hendak di ekspor tidak dapat distribusikan,” ujarnya.  

Namun Ade mengklaim kebanyakan pabrik tekstil di kawasan industri tersebut sudah mempersiapkan diri dengan membuat kolam penampungan yang disertai pompa.  “Pabrik tekstil di kawasan tersebut rata-rata sudah belajar dari pengalaman dan sudah mengamankan diri sejak banjir pertama, mungkin hanya satu atau dua pabrik yang terendam,” klaimnya.

Walaupun masih bisa selamat dari banjir tetap saja pabrik tekstil tersebut berhenti beroperasi terlebih karena tidak adanya karyawan yang masuk aman. Ade mengatakan saat ini potensi kerugian akibat banjir tersebut belum dihitung. “Yang jelas listrik tetap berjalan karena abonemen dan bunga kredit bank tetap berjalan, sedangkan pabrik berhenti beroperasi,” katanya.

API mengharapkan pemerintah dapat melakukan usaha preventif mengingat bencana ini saban kali terjadi setiap musim hujan datang. “Banjir bandung selatan ini jangan dijadikan proyek seperti pantura,” ungkap Ade

Pemerintah Bandung Selatan juga harus melakukan upaya preventif agar banjir tak terjadi. Upaya preventif bisa dilakukan dengan mengalirkan anak-anak sungai Citarum ke Waduk Saguling, sehingga ketinggian air di waduk saguling dapat dikendalikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×