kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.923.000   8.000   0,42%
  • USD/IDR 16.335   -60,00   -0,37%
  • IDX 7.167   24,52   0,34%
  • KOMPAS100 1.045   4,88   0,47%
  • LQ45 815   2,85   0,35%
  • ISSI 224   0,76   0,34%
  • IDX30 426   1,90   0,45%
  • IDXHIDIV20 505   1,29   0,26%
  • IDX80 118   0,58   0,49%
  • IDXV30 120   0,61   0,51%
  • IDXQ30 139   0,24   0,17%

Bantuan bagi petani kopi tertunda


Senin, 09 April 2012 / 06:00 WIB
Bantuan bagi petani kopi tertunda
ILUSTRASI. Produk-produk PT Multi Indocitra Tbk (MICE)


Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Program peningkatan produktivitas kopi yang dicanangkan Kementerian Pertanian (Kemtan) kemungkinan tertunda. Sebab, dari tujuh paket program peningkatan produksi kopi yang ditenderkan Kemtan, sebanyak tiga paket harus diulang.

Gamal Nasir, Direktur Jenderal Perkebunan Kemtan, mengatakan, seharusnya pada awal April ini seluruh tender telah rampung. "Karena peserta tidak masuk kualifikasi, kami juga tidak bisa memaksa untuk menetapkan pemenangnya," katanya, Minggu (8/4).

Tiga paket program yang harus diulang tendernya tersebut adalah program bibit perluasan kopi arabika dan peremajaan kopi robusta senilai Rp 37,3 miliar, intensifikasi kopi specialty di Aceh, Sumatera Utara, dan Lampung senilai Rp 33,4 miliar, serta pengadaan pupuk untuk perluasan kopi arabika dan peremajaan kopi robusta di Nusa Tenggara Timur dan Papua senilai Rp 2,7 miliar.

Walau tertunda, Gamal yakin bantuan bibit dan pupuk tidak akan mengganggu target produksi kopi nasional. Dengan target penyelesaian tender sampai Mei nanti, bantuan tersebut diharapkan akan tepat waktu sampai ke tangan petani kopi yang akan melakukan masa tanam kopi pada dua bulan lagi.

Pemerintah berupaya meremajakan kebun kopi dalam upaya peningkatan produksi kopi nasional. Sebab saat ini, dari total luas perkebunan kopi sebesar 1,25 juta hektare, sebanyak 60% telah berumur di atas 25 tahun.

Kemtan sendiri mentargetkan produksi kopi arabika dan robusta naik menjadi 678.000 ton, naik 6% dari 2011 lalu sebesar 640.000 ton. "Intensifikasi mutlak diperlukan karena perluasan lahan kopi sulit dilakukan," kata Gamal. Selain tiga paket yang diulang, pemerintah telah menetapkan empat perusahaan lain sebagai pemenang program yang sama namun lain wilayah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×