Reporter: Umar Idris, Anastasia Lilin Y, Andri Indradie | Editor: Imanuel Alexander
Jakarta. Namanya Utanto Wibowo. Pria 37 tahun yang bermukim di Yogyakarta dan berbisnis bengkel mobil itu, kini, memiliki berat tubuh relatif normal. Padahal, empat tahun lalu saat masih membuka
usaha audio di Jakarta, ia memiliki berat badan hingga tiga digit: 115 kilogram (kg)!
Pola makan Utanto saat masih di Jakarta dulu sungguh tidak sehat. “Orang Jawa bilang pola makan saya gragas, sehari bisa lima hingga enam kali makan. Jam 7 malam makan nasi goreng, jam 10 malam makan lagi,” tutur Utanto.
Sampai suatu hari, ada pelanggan setia toko audio Utanto mengajaknya ke seorang dokter. Si pelanggan itu sering kali mengatakan badannya sudah terlalu gemuk. Bahkan, di dalam hatinya, Utanto sebal. Tetapi karena dia adalah pelanggan setia, Utanto mengikuti saja saat diajak ke dokter gizi. “Sayaingat itu tanggal 5 Mei 2009,” tutur Utanto.
Dari dokter gizi itu Utanto mengetahui pola makannya sangat tidak sehat dan tidak seimbang. Nah, dokter menganjurkan kombinasi makanan yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Misalnya, mengganti karbohidrat yang selama ini mengandalkan nasi dengan sayuran dan buah. “Saya ganti dengan salad, timun dan tomat. Sampai kenyang, seperti saya makan nasi,” kata Utanto.
Selain karbohidrat yang diganti dengan sayuran dan buah, Utanto tetap harus mencukupi asupannya dengan protein (seperti telur, tempe, tahu, daging ikan), lemak (daging, ikan, kacang), air putih, dan vitamin dari buah segar. Dengan catatan, protein dan lemak hanya direbus, diasap atau dibakar. “Dalam waktu satu bulan saja, berat saya turun 11 kg dan selanjutnya rata-rata turun 7 kg,” tutur Utanto.
Menjalani diet ala dokter gizi tentu bukan perkara yang mudah. Sebab Utanto harus mengubah drastis kebiasaan makannya. “Goal saya waktu itu bukan mau menurunkan berat, tetapi mau mengubah pola makan dari yang tidak sehat jadi sehat,” kata Utanto.
Selama proses diet yang berlangsung delapan bulan, dari Mei 2009 sampai Januari 2010, Utanto hanya mengeluarkan biaya konsultasi ke dokter gizi sebesar Rp 100.000. Utanto tidak membeli peralatan kesehatan, apalagi melakukan bedah plastik. Sesekali ia menyelingi dengan olahraga pingpong di rumah selama lima jam dalam seminggu. Yang terpenting, dari proses diet, kata Utanto, adalah kemauan dan disiplin.
Cerita Utanto ini merupakan satu dari sekian banyak metode pelangsingan tubuh. Jika Utanto menggunakan jasa dokter gizi, masih ada beberapa cara yang tersedia.
Cara lain yang paling dekat ialah menjalani diet bersama dokter gizi yang memakai metode hipnoterapi. Dokter gizi yang memakai cara hipnoterapi ini sebenarnya sama saja dengan gizi lain. Hanya, dokter gizi hipnoterapi menanamkan pengruhnya ke benak si pasien untuk mengubah pola makan dengan cara mengusik alam bawah sadar. “Cara ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu, saya belajar waktu masih di Inggris,” kata Walujo Soerjodibroto, dokter gizi di RS Tebet yang juga melatih hipnoterapi di Institute of Medical Hypnotheraphy.
Saat bertemu dengan pasien, dokter senior yang juga praktik di Klinik Gracia Patricia, Jakarta Selatan, ini akan melayani konsultasi layaknya dokter. Namun sebelum pasien diberi saran pola makan yang sehat, Walujo akan menghipnotis pasiennya. “Intinya saya berbicara dengan alam bawah sadar si pasien agar ia mau mengubah pola makan,” ujar Walujo.
Oh, iya, jasa hipnoterapi ini belum termasuk jasa konsultasi gizi. Informasi dari RS Tebet, jasa hipnoterapi harus ditebus dengan biaya sekitar Rp 300.000. Sedangkan jasa konsultasi sekitar Rp 200.000.
Anda juga bisa memiliki tubuh yang langsing lewat klinik kecantikan. Sebut saja klinik Marie France Bodyline yang memasang sosok Dian Sastrowardojo sebagai bintang iklannya. Di sini jasa konsultasi dengan dokter cuma-cuma alias gratis. Nah, untuk mulai menikmati proses pelangsingan tubuh di situ, Anda dapat memilih paket yang disediakan, mulai dari Rp 700.000 untuk dua kali perawatan, hingga Rp 7 juta untuk 14 kali perawatan.
Semua metode yang dipakai di Marie France merupakan metode dari luar tubuh. Metodenya adalah memberikan belutan, pijatan dan alat kesehatan untuk pelangsing tubuh. “Kami tidak memakai metode dari dalam tubuh, kami tidak memakai pil,” jelas staf Marie France.
Metode tradisional
Klinik perawatan tubuh dengan metode tradisional juga penuh peminat. Maklum, karakter konsumen memang beragam, ada yang gemar dengan metode serba modern tapi ada pula yang merasa nyaman dengan cara tradisional.
Tirta Ayu Spa misalnya. Sejatinya ini adalah klinik kesehatan dan kecantikan yang lebih fokus perawatan organ kewanitaan. Namun klinik ini juga menyediakan jasa pelangsingan tubuh untuk melengkapi pelayanannya. Di sini, metode pelangsingan tubuh ialah kombinasi dari metode slimming scrub, slimming massage, heating blanket sauna dan slimming mask. Slimming mask ini berfungsi untuk mengembalikan kekencangan kulit setelah peluruhan lemak.
Serangkaian perawatan pelangsingan ini menggunakan ramuan herbal khusus dan slimming konsentrat. Klinik ini mengklaim mampu mengurangi lingkar perut antara 2 cm hingga sekitar 14 cm hanya dalam satu kali perawatan. “Kami tambahkan juga dengan akupuntur cara China serta Indonesia,” ujar Lenywati, Direktur Utama Tirta Ayu Spa.
Memang tak ada keharusan berapa kali konsumen harus melakukan perawatan. Namun rata-rata memakan waktu hingga tiga bulan, di mana tiap seminggu sekali konsumen datang bertandang.
Sekali bertandang menghabiskan waktu perawatan selama empat jam. Biaya yang mesti dikeluarkan untuk sekali perawatan di satu titik tubuh, misal perut, adalah Rp 400.000. Jadi bisa dihitung, untuk perawatan di perut dalam tiga bulan, konsumen harus keluar kocek Rp 4,8 juta. Itu belum termasuk obat yang akan digunakan di rumah sendiri.
Lain halnya di klinik perawatan tubuh Dian Mustika. Klinik ini menggunakan metode jari yang dipadu dengan kontak aura. Cara ini populer juga dengan sebutan totok aura. Lewat metode totok aura, Dian Mustika, pemilik dan pendiri klinik perawatan tubuh Dian Mustika, mengklaim bisa melangsingkan tubuh pasiennya.
Dian Mustika mematok tarif totok aura seharga Rp 400.000. Kalau paket pelangsingan sekali datang untuk pertama kali sekitar Rp 500.000.
Lantas ada The Body & Face Lab Indonesia. Meski mengaku mengusung metode perawatan tradisional tapi nama-nama metode perawatan yang disodorkan hampir tak jauh beda dengan klinik perawatan tubuh moderen. Seperti Shape Up Wraps atau metode pembalutan tubuh menggunakan bahan tradisional dengan bahan alami seperti kayu manis dan cabai untuk meningkatkan metabolisme tubuh dengan membuang racun dari tubuh.
The Body & Face Lab Indonesia juga punya jenis perawatan bernama Thermal Blanket. Metode perawatan ini menggunakan sari dari teh putih, jahe, gandum dan susu yang diserapkan ke dalam tubuh melalui thermal blanket untuk meningkatkan peredaran darah dan penyerapan produk untuk mengurangi berat badan.
Ada lagi metode perawatan lain yakni Slimming Massages atau pijat pelangsingan dengan minyak spesial yang membantu menghancurkan jaringan lemak tubuh di ini. “Untuk meluruhkan lemak, tarifnya mulai dari Rp 3 jutaan. Tapi, kalau untuk metode pembalutan tubuh termurah sekitar Rp 350.000,” kata Tika, Marketing The Body & Face Lab Indonesia. Apa metode yang Anda pilih, sesuaikan dengan kebutuhan dan keuangan Anda.
***Sumber : KONTAN MINGGUAN 3 - XVIII, 2013 Laporan Utama
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News