Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Kendati ekonomi Indonesia disebut-sebut masih dalam kondisi tidak stabil, hal itu bukan menjadi penghalang bagi orang Indonesia untuk membeli properti di Singapura.
Negeri Singa itu masih menjadi destinasi favorit orang Indonesia untuk menghabiskan uangnya demi membeli atau berinvestasi di sektor properti.
Padahal, harga properti di Singapura tidaklah murah. Contohnya untuk satu unit SOHO atau Small Office Home Office di The Scotts Tower (TST) besutan Far East Organization (FEO) seluas 61 meter dibanderol 2 juta dollar Singapura (SGD) atau lebih dari Rp 19 miliar.
SOHO merupakan konsep hunian yang memadukan antara kantor di lantai bawah dan tempat tinggal di atasnya. Konsep tersebut diakui pihak FEO terinspirasi dari banyak hunian di New York, Amerika Serikat.
TST yang berdiri setinggi 31 lantai ini memiliki 231 unit terdiri dari 128 unit SOHO satu kamar tidur, 80 unit SOHO dua kamar tidur, 20 unit SOHO tiga kamar tidur, dan 3 penthouse atau griya tawang.
Untuk SOHO dua kamar tidur dijual dengan harga 2,9 juta SGD atau setara dengan Rp 28,04 miliar, sedangkan SOHO tiga kamar dibanderol seharga 4,4 juta SGD atau ekuivalen Rp 42,5 miliar.
"Saat ini TST sudah terjual 78 persen dan dari jumlah itu 60 persen terjual untuk konsumen Indonesia," kata Chief Operating Officer & Director Property Sales Business Group FEO Shaw Lay See, di Singapura, Senin (24/7/2016).
TST bukan satu-satunya properti jenis SOHO yang dibeli oleh orang Indonesia. Proyek besutan FEO lainnya bernama The Siena juga menjadi salah satu incaran mereka.
Meski kelasnya sedikit di bawah TST, bukan berarti menjadi halangan bagi mereka untuk memiliki unit di The Siena yang berada di Distrik 10, Bukit Lima atau di Tan Kim Cheng Road.
Dari 54 unit yang disediakan, 11 di antaranya sudah dibeli oleh orang Indonesia dan saat ini sudah terjual sebanyak 80 persen.
The Siena memiliki dua jenis SOHO yakni satu kamar tidur dan dua kamar tidur dengan luasan mulai dari 87-91 meter persegi.
Untuk SOHO satu kamar tidur di The Siena, FEO membanderolnya dengan harga 1,3 juta SGD atau setara dengan Rp 12,5 miliar, sedangkan untuk SOHO dua kamar tidur diharga sebesar 1,65 juta SGD atau lebih dari Rp 15 miliar.
Lay See menyebutkan ada tiga hal penyebab orang Indonesia membeli properti baik SOHO, apartemen, maupun kondominium di Singapura.
Ketiga hal tersebut adalah keinginan untuk menghabiskan masa pensiun atau masa tua di Singapura, investasi, dan untuk anak-anaknya.
"50-50 orang Indonesia yang membeli antara untuk investasi dan ditempati sendiri. Kebanyakan disewakan dulu karena bunganya 3-4 persen dan ketika sudah disewakan lama baru mereka akan tempati sendiri," tandas dia. (Penulis: Ridwan Aji Pitoko)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News