Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Pengusaha udang harus siap-siap menanggung rugi dimasa panen akhir tahun ini. Pasalnya, banyak tambak udang yang terserang penyakit kotoran putih. Kebanyakan tambak yang terserang di wilayah Jawa Timur dan Pantai Utara.
Iwan Sutanto, Ketua Umum Shrimp Club Indonesia (SCI) menjelaskan, penyakit tersebut disebabkan karena kondisi laut yang kotor. Dampaknya hasil produksi pembudidaya rendah dan biaya pakan dapat naik sampai dua hingga tiga kali lipat.
Perhitungannya, untuk kondisi normal biaya pakan hanya sekitar Rp 25.000 per 1 kg udang. Untuk kondisi saat ini bisa menjadi Rp 45.000 per 1 kg udang. Alhasil, pembudidaya hanya dapat meraup keuntungan tipis. Sayangnya, Iwan enggan menjelaskan nilai keuntungan tersebut.
Meski begitu, Iwan optimistis bila produksi udang tahun ini tidak akan anjlok. "Meskipun ada penyakit produksi akan tetap stabil karena jumlah pembudidaya baru makin banyak," katanya pada KONTAN, Selasa (27/9).
Thomas Darmawan, Kepala Bidang Perikanan KADIN mengatakan, tingginya curah hujan, otomatis suhu dalam tambak berubah dan mempengaruhi perkembangan udang. Sehingga, dia memprediksi, produksi udang tahun ini hanya mencapai 600.000 ton.
Meski begitu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) belum mau untuk merevisi target produksi udang sepanjang tahun 2016 yang sebesar 713.000 ton. Rencananya, untuk menutupi kerugian tersebut, KKP bakal memberikan bantuan bibit udang. Sayangnya, Susi masih belum memaparkan berapa jumlah bibit yang akan disebar ke pembudidaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News