Reporter: Aurelia Lucretie | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut dunia tengah menghadapi dinamika harga bahan pangan.
I Gusti Ketut Astawa, Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas menyebut bahwa harga pangan dunia untuk beberapa komoditas pangan mengalami penurunan dan ada pula yang mengalami kenaikan.
"Pangan yang diimpor saat ini untuk cadangan pangan pemerintah adalah beras dan jagung, disamping itu untuk kebutuhan konsumsi masyarakat juga diimpor komoditas gula konsumsi, daging lembu dan bawang putih," terang Ketut, Selasa (28/5).
Baca Juga: Bapanas Andalkan Penyerapan Dalam Negeri untuk Antisipasi Gejolak Harga pangan
Dia bilang, untuk komoditas gula dan daging sapi mengalami penurunan harga, sedangkan bawang putih dan jagung naik.
Harga gula dunia turun karena produksi di Brazil meningkat, daging sapi cenderung stabil, kenaikan harga disebabkan kenaikan nilai tukar USD.
Kata Ketut, harga jagung trennya sedang naik karena produksi jagung menurun akibat banjir di Brazil dan adanya serangan hama dan gangguan cuaca di Argentina.
Untuk menghadapi fenomena tersebut, Ketut mengaku, Bapanas mengamankan cadangan pangan pemerintah, masif melakukan penyerapan hasil produksi pangan dalam negeri, dan melakukan review serta pemberlakuan relaksasi harga pangan.
"Untuk pangan impor, gula dan beras pasokan di dalam negeri aman, karena sedang panen raya beras dan musim giling untuk gula," kata Ketut.
Baca Juga: Importir Minta Harga Acuan Pembelian Bawang Putih Ditinjau Ulang, Ini Alasannya
Khusus untuk bawang putih, dia bilang, pemerintah mendorong importir untuk segera dilakukan realisasi PI, dan setelah itu segera didistribusikan ke wilayah yang kekurangan pasokan dan harganya tinggi.
Kini, Ketut bilang, realisasi impor bahan pangan telah mencapai kurang lebih 1,5 juta ton untuk beras, bawang putih sebesar 136.619 ton atau 39,11% dari PI sebesar 349.290 ton, dan daging sapi konsumsi reguler sebesar 47.100 ton atau 32,68% dari persetujuan impor (PI) sebesar 144.142 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News