kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bappenas akan tambah anggaran PT DI Rp 90 miliar


Minggu, 09 Maret 2014 / 16:26 WIB
Bappenas akan tambah anggaran PT DI Rp 90 miliar


Reporter: Syarifah Nur Aida | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana akan kembali memberi dana bagi produksi PT Dirgantara Indonesia (PT DI) untuk membuat empat prototipe pesawat N219. Sebelumnya, Bappenas berencana mengucurkan Rp 310 miliar tahun ini yang diserahkan melalui Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN).

"Tahun depan diberi Rp 90 miliar lagi. Harapannya awal 2016 siap terbang," ujar Armida di tengah kunjungannya ke PT DI akhir pekan lalu. Maka, total dana yang diterima PT DI adalah Rp 400 miliar.

Hingga Maret 2014, PT DI telah meneken 100 nota kesepakatan (MOU) pembuatan pesawat N219. Saat ini, desain empat prototipe tengah digodok. Jika dinyatakan laik terbang, proyek tersebut aka segera berjalan. Targetnya, PT DI dapat membuat 8-10 pesawat per tahun.

Pesawat N219 digadang menjadi transportasi komersial andalan, terutama di wilayah Indonesia timur. Saat ini, pesaingnya hanya Twin Otter dan Cessna Caravan. Lantas, apa yang membuat pesawat buatan dalam negeri ini unggul?

Program Manager pesawat N219 Palmana Banandhi mengungkap, setidaknya ada tiga hal yang menjadi daya jual. Pertama, pesawat tersebut dapat mendarat di medan yang berbeda-beda, mulai dari tanah berbukit hingga lapangan bola. Kemampuan ini sangat dibutuhkan untuk menjelajahi medan Indonesia timur seperti Papua. "Panjang landasan yang dibutuhkan pun cukup pendek, sekitar 460 meter," ujarnya.

Kedua, PT DI akan menggunakan PT6, mesin pesawat yang sudah populer digunakan di lebih dari 180 negara di dunia sehingga kemampuannya tak diragukan. "Mesin tersebut punya populasi hampir di 2.500 pesawat, jadi setidaknya sudah diproduksi 5.000 engine," papar Palmana.

Terakhir, dan juga tak kalah penting, harga pesawat N219 lebih murah dari kompetitior, yakni Twin Otter dan Cessna Caravan yang mematok harga US$ 7,5 juta - US$ 8 juta ketika ditawarkan di Singapore Air Show Januari 2014 lalu.

"Target kami, harga jual per unit maksimal US$ 4,5- US$ 5 juta," pungkasnya. PT DI menargetkan penjualan 300 pesawat N219, meski belum bisa menyebut berapa potensi pendapatan atas penjualan tersebut. Namun, BUMN ini menyebut akan mencapai break even point atau titik impas pada produksi pesawat ke-45

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×