kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Barang ilegal mengganjal bisnis kosmetik


Selasa, 18 Oktober 2016 / 11:39 WIB
Barang ilegal mengganjal bisnis kosmetik


Reporter: Umi Kulsum | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Pelaku industri kosmetik masih optimistis dengan prospek bisnis. Mereka melihat permintaan di pasar domestik masih bisa meningkat, selain ada peluang untuk mempercantik penjualan di pasar ekspor.

Nurhayati Subakat, Chief Executive Officer (CEO) PT Paragon Technology and Innovation (Wardah) menjelaskan, tahun ini, Wardah yakin penjualannya berpotensi tumbuh 30% ketimbang tahun lalu. "Produksi kami terus bertambah, saat ini sudah 10 juta pieces per bulan,” katanya kepada KONTAN, Senin (17/10).

Optimisme senada juga diungkapkan produsen kosmetik lokal lainnya yakni PT Nekhawa, yang memiliki produk kosmetik SITO Cosmetics. Meski tak menyebut angka spesifik, Cok Istri Ratih Iryani, Direktur Utama Nekhawa bilang, pertumbuhan penjualannya seiring dengan pertumbuhan industri pariwisata.

"Kalau industri pariwisata ramai, kami ikut menikmatinya," kata Cok Istri yang memiliki perusahaan kosmetik di Pulau Dewata, Bali.

Namun tak semua perusahaan kosmetik tumbuh. PT Martina Berto Tbk dengan merek dagang Martha Tilaar tahun ini kesulitan mengejar pertumbuhan penjualan. Sampai Juni 2016, emiten berkode saham MBTO hanya tumbuh mini 3,5%.

Menurut Desril Muchtar, Corporate Secretary Martina Berto berharap sampai akhir tahun bisa tumbuh dobel digit. Untuk memperbesar pasar, Desril akan memanfaatkan penjualan secara online lewat Marthatilaarshop. "Kami juga memanfaatkan sosial media," kata Desril.

Namun, peluang pertumbuhan industri kosmetik ini masih tersandera peredaran kosmetik yang tidak memenuhi aturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Peredaran produk kosmetik ilegal itu marak di pasar online. "Ini mengganggu bisnis kami," kata Cok Istri.

Selain menggarap pasar dalam negeri, produsen kosmetik tak mau menjadi jago kandang. Produsen kosmetik Indonesia yang sudah masuk pasar ekspor seperti Malaysia adalah PT Martina Berto Tbk dan PT Mustika Ratu Tbk. Hanya produsen kosmetika Indonesia masih menghadapi bea masuk tinggi di beberapa negara tujuan.

Sementara Wardah baru berencana ekspansi pasar ke Malaysia. Namun, Nurhayati enggan memberikan perincian soal rencana ekspor ke Malaysia tersebut. Dalam perkiraan dia, ekspor ke Malaysia baru bisa terealisasi tahun depan.

Teddy Caster Sianturi, Direktur Kimia Hilir Kementerian Perindustrian menyebut, agar memacu pertumbuhan industri kosmetik, pemerintah janji insentif bea masuk ditanggung pemerintah untuk bahan baku impor pada 2017.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×