kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,12   2,37   0.26%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Baru berdiri, Cahaya Bara dapat izin produksi


Senin, 01 September 2014 / 10:09 WIB
Baru berdiri, Cahaya Bara dapat izin produksi
ILUSTRASI. Gunakan Promo Traveloka Flash Sale Ramadhan 15-18 Maret 2023 Pada Produk Xperience


Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Walau perusahaan baru seumur jagung, bukan berarti perusahaan tak bisa langsung menjalankan bisnis. Tengok saja PT Cahaya Bara Pratama, anak usaha dari PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA). Walaupun baru berdiri Juni 2014 lalu, perusahaan ini berhasil mengantongi izin usaha pertambangan (IUP) operasi produksi.

Hermawan Tarjono, Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan DSSA bilang, izin operasi produksi tambang batubara anak usaha itu diperoleh setelah keluar Surat Keputusan Bupati Musi Banyuasin No 0849/2014. Dalam surat itu menyebutkan, IUP operasi produksi milik PT Cahaya Nusa Pratama dialihkan ke PT Cahaya Bara Pratama terhitung sejak 5 Agustus 2014.

Adapun lokasi tambang itu ada di Tungkal Jaya, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan dengan luas areal 1.655 Ha. Sayangnya, Hermawan tak memperinci berapa luas konsesi lahan yang dialihkan ke anak perusahaannya. "Saya tak ingat persis luasnya," kata Hermawan kepada KONTAN, Minggu (31/8).

Hermawan hanya bilang, pengalihan dilakukan karena konsesi yang dimiliki Cahaya Nusa Pratama tumpang tindih lahan dengan konsesi lain. Meski demikian, Hermawan enggan merinci masalah tumpang tindih lahan ini.

Sekadar mengingatkan saja, pada 24 Juni 2014 lalu, emiten DSSA mendirikan PT Cahaya Bara Pratama lewat PT Andalan Satria Lestari dan PT Cahaya Nusa Pratama dengan modal Rp 400 juta. Perusahaan ini fokus di bidang pertambangan batubara.

Struktur pemegang saham PT Cahaya Bara Pratama terdiri dari PT Cahaya Nusa Pratama sebagai pemilik 99% saham dan PT Andalan Satria Lestari sebagai pemilik 1% saham.

Walau sudah mengantongi izin operasi produksi, namun Cahaya Bara Pratama baru akan berproduksi akhir tahun 2015, seiring penyelesaian proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang di Sumatra Selatan 5.

Perlu diketahui, pembangkit berkapasitas 2x50 MW ini memang digarap oleh DSSA. Pembangkit ini akan mendapatkan pasokan batubara berkalori 3000 kkal/kg dari PT Cahaya Bara Pratama dengan masa kontrak 25 tahun.

Sampai semester I tahun 2014 ini, DSSA membukukan pendapatan US$ 300,06 juta. Angka ini turun dari pendapatan periode yang sama tahun lalu US$ 300.14 juta.

Pada paruh pertama tahun ini, perusahaan berhasil keluar dari kerugian dengan laba bersih senilai US$ 8,19 juta. Adapun periode yang sama tahun lalu, perseroan merugi masih US$ 485.377.

Hermawan bilang, kinerja positif semester I 2014 karena adanya efek melemahnya rupiah atas dollar Amerika Serikat (AS). Sebab, pendapatan perusahaan berupa mata uang dollar AS, sedangkan sebagian biaya dikeluarkan dalam mata uang rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×