kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.042.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.445   2,00   0,01%
  • IDX 7.867   -18,52   -0,23%
  • KOMPAS100 1.102   -2,88   -0,26%
  • LQ45 800   1,11   0,14%
  • ISSI 269   -0,86   -0,32%
  • IDX30 415   0,50   0,12%
  • IDXHIDIV20 482   1,02   0,21%
  • IDX80 121   -0,09   -0,07%
  • IDXV30 132   -1,13   -0,85%
  • IDXQ30 134   0,17   0,13%

Batubara Belum Padam, Menteri ESDM:RI Punya Kontrak Ekspor ke Eropa 20 Tahun ke Depan


Selasa, 11 Februari 2025 / 20:57 WIB
Batubara Belum Padam, Menteri ESDM:RI Punya Kontrak Ekspor ke Eropa 20 Tahun ke Depan
ILUSTRASI. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan industri batubara masih memiliki prospek cerah, meskipun dunia tengah beralih ke energi hijau. Pasalnya, Indonesia masih memiliki kontrak ekspor batubara ke Eropa hingga 20 tahun ke depan.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan industri batubara masih memiliki prospek cerah, meskipun dunia tengah beralih ke energi hijau. Pasalnya, Indonesia masih memiliki kontrak ekspor batubara ke Eropa hingga 20 tahun ke depan.

“Yakinlah bahwa yang pemain batubara, silahkan dulu investasi. Enggak apa-apa, bagus kok, masih bagus,” kata Bahlil di Jakarta, Selasa (11/2).

Baca Juga: Bahlil Tegaskan Indonesia Tak Keluar Paris Agreement, Ini Rencana Pensiun Dini PLTU

Bahlil menekankan meskipun ada tren global menuju energi terbarukan, permintaan batubara Indonesia masih tinggi, termasuk dari negara-negara Eropa yang masih membutuhkan sumber energi ini.

“Oh, Eropa aja masih minta kontrak dengan Indonesia 20 tahun kok, ekspor batubara,” ujarnya.

Baca Juga: Menteri ESDM Bahlil Siapkan Aturan Eksportir Batubara Wajib Gunakan HBA

Namun, Bahlil juga menekankan pentingnya penerapan teknologi carbon capture untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di dalam negeri. Menurutnya, teknologi ini harus diadopsi agar Indonesia tetap dapat memanfaatkan energi murah dari batubara, tetapi dengan dampak emisi karbon yang lebih terkendali.

“Jadi jangan terkecoh bahwa seolah-olah batubara ini sudah mau pensiun. Aku belum melihat ada tanda di pensiun,” katanya.

“Tetapi yang saya pingin, batubara ini kalau Indonesia untuk PLTU-nya, harus ada teknologi yang menangkap carbon capture, untuk kita melahirkan energi yang murah, tapi juga CO2-nya kita bisa talangi dengan baik," tambahnya.

Baca Juga: Perubahan Harga DMO Batubara Masih Dibahas, Pemerintah Pertimbangkan Skema Baru

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×