kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.607.000   10.000   0,63%
  • USD/IDR 16.175   0,00   0,00%
  • IDX 7.166   -66,59   -0,92%
  • KOMPAS100 1.055   -9,60   -0,90%
  • LQ45 831   -12,11   -1,44%
  • ISSI 214   0,13   0,06%
  • IDX30 427   -6,80   -1,57%
  • IDXHIDIV20 512   -6,51   -1,26%
  • IDX80 120   -1,15   -0,95%
  • IDXV30 123   -0,75   -0,60%
  • IDXQ30 140   -2,07   -1,45%

Batubara bullish, Amonium Nitrat masih adem ayem


Minggu, 24 September 2017 / 20:57 WIB
Batubara bullish, Amonium Nitrat masih adem ayem


Reporter: Ivana Wibisono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga jual batubara mengalami tren kenaikan (bullish). Hal ini membuat permintaan dan produksi batubara makin meningkat. Namun, hal ini tidak cukup berdampak bagi industri bahan peledak amonium nitrat.

Presiden Direktur PT Multi Nitrotama Kimia Charles D. Gobel mengatakan bahwa kenaikan harga batubara membuat terjadi banyak peningkatan produksi batubara. Namun, tren ini belum terasa signifikan dari pelanggan PT Multi Nitrotama Kimia yang terutama pemilik tambang besar.

Kenaikan yang terjadi saat ini lebih di lini kedua yaitu pemain tambang menengah. Pemilik tambang besar masih sangat hati-hati dalam rencana produksinya yang membutuhkan perencanaan matang dan kebutuhan peralatan dan pendanaan yang cukup besar.

Permintaan amonium nitrat dari sektor tambang ke PT Multi Nitrotama Kimia memang sedikit membaik dibanding tahun lalu di mana harga batubara masih lesu. Namun, peningkatan belum signifikan, baik volume maupun harga, sehingga PT Multi Nitrotama Kimia hanya merasakan peningkatan permintaan amonium nitrat kurang dari 10%.

Di lain sisi, PT Mexis belum merasakan dampak dari peningkatan harga batubara. Presiden Direktur PT Mexis Basri Ganto mengatakan sejak terjadinya koreksi harga batubara di November 2016, penambang masih skeptis dengan berapa lama harga batubara dapat bertahan di angka yang sesuai.

Hal ini membuat pada tahun 2017, tidak terjadi penyesuaian harga handak, terlepas membaiknya harga batubara.

"Saat ini sudah berjalan 9 bulan di 2017 dengan harga batubara masih dalam posisi yang cukup baik sehingga dari supplier bahan peledak juga sudah sounding untuk penyesuaian harga di 2018," ujar Basri kepada KONTAN, Sabtu (23/9) kemarin.

Para pemain bisnis amonium nitrat masih berhadapan dengan pemain-pemain luar negeri seperti China yang menawarkan harga lebih murah dibandingkan Indonesia. Charles mengatakan produsen lokal sangat berharap kepada bea masuk anti dumping untuk membuat persaingan yang wajar di Indonesia.

Sekarang, pihaknya sudah berusaha maksimal dengan mengurangi biaya seefisien mungkin. Namun karena bahan baku gas alam yang masih lebih tinggi membuat PT Multi Nitrotama Kimia sulit untuk bersaing secara nasional.

Charles menyarankan pemerintah perlu membuat kebijakan untuk mengontrol produk amonium nitrat import masuk ke Indonesia dengan program satu pintu yaitu hanya boleh dibongkar di pelabuhan tertentu misalkan Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Makassar, Pelabuhan Surabaya, atau Pelabuhan Balikpapan.

Pelabuhan-pelabuhan tersebut mempunyai fasilitas bongkar-muat export-import. "Hal ini juga menjamin keamanan dalam proses bongkar muat bahan peledak tersebut," ujar Charles kepada KONTAN.

Saat ini, posisi PT Mexis masih pada trading bahan peledak sehingga PT Mexis akan mencari handak dengan kualitas yang baik dan harga yang kompetitif. PT Mexis sangat mendukung produk dalam negeri selama kualitas tetap terjamin. 90% pembelian amonium nitrat PT Mexis berasal dari domestik.

"Untuk Mexis, murah tidak menjadi patokan. Namun, lebih kepada kualitas produk dan ketersediaan stok pada saat dibutuhkan. Kemudian juga kesiapan after-sales service," ujar Basri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Bond Voyage Mastering Strategic Management for Business Development

[X]
×