Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Bisnis wisata yang masih tumbuh positif membuat PT Bayu Buana Tbk (BAYU) makin serius menggenjot kontribusi dari bisnis ini.
Pranowo Gumulia, Presiden Direktur PT Bayu Buana Tbk, memasang target kontribusi pendapatan dari bisnis tur pariwisata dan non tur bisa menyumbang sekitar 40% dari total pendapatan perusahaan di tahun ini. Sedangkan sisanya, 60%, dari penjualan tiket. Tahun lalu, kontribusi bisnis tur dan non tur masih 30%. Adapun penjualan tiket mencapai 70%.
Untuk mengejar target ini, Bayu Buana biasanya bakal menggelar pameran wisata rata-rata sebanyak tiga kali dalam satu tahun, yaitu pameran wisata liburan panjang, liburan Lebaran, dan liburan tahun baru. Pameran pun bakal berlangsung di pusat belanja. Tujuannya adalah untuk mendekatkan diri ke para konsumen.
"Kami gencar menjual paket wisata yang menjadi salah satu kontribusi pendapatan terbesar Bayu Buana," katanya saat paparan publik, Rabu (7/5).
Selain pameran wisata, perusahaan ini juga bakal menambah destinasi wisata di beberapa negara berkembang. Seperti Kamboja, Vietnam, Thailand, Laos, Filipina, serta Jepang. Selain itu juga ada tambahan destinasi ke wilayah Benua Eropa, baik itu Eropa Barat atau Eropa Timur. "Destinasi Eropa masih jadi primadona penjualan dan travel kami," ujar Pranowo.
Namun destinasi wisata yang kurang menguntungkan bakal dikurangi, seperti ke negeri Tiongkok. Soalnya, Bayu Buana pernah menyelenggarakan pameran wisata khusus ke China. Tapi respons konsumen kurang maksimal.
Pranowo juga berencana mengadakan tur rohani Islami mulai tahun ini. Tempat tujuannya pun tidak harus ke negara Timur Tengah, tapi juga bisa negara lain. Asalkan ada tempat sejarah Islam di negara tersebut, plus ada kuliner halal di sana. Ia mengklaim, destinasi ini cukup mendapat respon positif.
Langkah ekspansi Bayu Buana ini memang masuk akal. Pasalnya, kontribusi paket wisata luar negeri (outbound) terhadap pendapatan wisata sebesar 75%. Rinciannya paket wisata Eropa 50% dan sisanya paket wisata Asia. Sisanya, 25%, dari paket wisata domestik.
Strategi ini tergolong moncer. Pendapatan Bayu Buana di kuartal I–2014 tumbuh 8,56% menjadi Rp 351,15 miliar. Tahun lalu di periode yang sama pendapatan perusahaan ini masih Rp 323,45 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News