kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BBM oktan tinggi bikin boros? Ini kata pengguna LCGC


Jumat, 22 Juni 2018 / 20:30 WIB
BBM oktan tinggi bikin boros? Ini kata pengguna LCGC
ILUSTRASI.


Reporter: Sofyan Nur Hidayat | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagian masyarakat menganggap penggunaan bahan bakar minyak (BBM) beroktan tinggi bisa menguras isi kantong karena harganya lebih mahal. Namun hal tersebut ditepis oleh Humas Club Alya Indonesia (CAI) Adjie Sambogo. Menurut Adjie, BBM dengan oktan minimal 92 seperti Pertamax series justru jauh lebih ekonomis dibandingkan Premium.

Ihwal tingkat keiritan BBM RON tinggi, diketahui Adjie dari berbagai diskusi dengan anggota CAI. Menurutnya, sebagai komunitas para pemilik mobil Daihatsu Ayla, CAI memang sering mengadakan acara kumpul bersama untuk saling berbagi pengalaman mengenai kendaraan mereka. Dari sanalah mengemuka beberapa persoalan, termasuk mengenai BBM yang dipergunakan. “Dari sana pula diketahui, meski harga satuan terkesan lebih tinggi dibandingkan Premium, namun secara riil BBM RON tinggi justru lebih ekonomis,” jelas Adjie dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id.

Tidak cuma dari sharing anggota, Adjie juga membuktikan sendiri. Saat pulang mudik dari Madiun, Adjie yang memakai BBM RON 92 sempat mengecek konsumsi rata-rata BBM kendaraannya. “Waktu berhenti di Km 86 Tol Cipali, saya melihat bahwa AVG mobil saya 1:13,7. Angka tersebut termasuk irit, apalagi mobil saya berjenis matic. Kalau untuk transmisi manual, saya yakin konsumsi BBM lebih irit lagi,” ujar dia.

BBM RON tinggi semakin hemat, karena membuat mesin lebih awet dan terjaga. Pembakaran yang sempurna akan menjadikan ruang bakar menjadi bersih, sehingga perawatan mesin pun akan lebih mudah dan tidak menguras dompet. Hal ini tentu berbeda, jika kendaraan mempergunakan Premium, yang kerap menimbulkan kerak di dalam mesin dan memunculkan gejala mengelitik (knocking). Karena dalam kondisi demikian, imbuhnya, tentu membuat perawatan menjadi lebih mahal.

Selain membuat pengguna harus merogoh kocek lebih banyak, pemakaian Premium juga menjadikan kinerja Alya menjadi buruk. Di antaranya, kurangnya tenaga dan juga akselerasi yang tidak responsif. Bahkan untuk medan menanjak, mobil yang menggunakan Premium akan sulit melaluinya. “Ini berbeda dengan BBM RON tinggi, mobil menjadi lebih ringan dan bertenaga,” ujarnya.

Dari berbagai kondisi itulah, Adjie menyarankan para pengguna Alya, termasuk yang bukan anggota CAI, untuk mempergunakan BBM dengan oktan tinggi. Selain lebih irit, juga karena Daihatsu memang merekomendasikan BBM dengan oktan minimal 92. “Saran tentang BBM yang harus dipakai itu, ada di buku manual dan juga tutup kunci ruang pengisian BBM,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×