Reporter: Rilanda Virasma | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) bersiap mengantisipasi kepadatan logistik pasca pembatasan operasional angkutan barang bersumbu tiga ke atas selama masa libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
Sekretaris Perusahaan IPCC, Endah Dwi Liesly menyampaikan, IPCC mengoperasikan sistem digital Pelindo Terminal Operating System–Car (PTOS-C), yang dapat diakses oleh seluruh pengguna jasa seperti car maker, perusahaan pelayaran, logistik, dan mitra lainnya.
Sistem ini memungkinkan komunikasi dan koordinasi secara realtime, melakukan tracking and tracing kargo, serta memantau kondisi lapangan penumpukan sehingga pengguna jasa dapat merencanakan waktu pengiriman kargo dari pabrikan ke terminal secara lebih tepat.
Baca Juga: Strategi Essa Industries (ESSA) Hadapi Penurunan Produksi LPG dan Amonia Tahun Depan
Soal potensi kepadatan arus logistik setelah masa pembatasan berakhir, Endah memastikan hal tersebut sudah diantisipasi. “Potensi tersebut pasti ada, namun berkaca dari pengalaman beberapa waktu perihal kepadatan, tentunya seluruh pemangku kepentingan telah berkoordinasi dan memiliki berbagai langkah efektif apabila terjadi tanda-tanda kepadatan,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (3/12/2025).
Endah menambahkan, Pelabuhan Tanjung Priok telah memiliki Business Continuous Plan (BCM) yang dikoordinasikan oleh Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, yang mewajibkan setiap pihak memberikan respons cepat, mempermudah akses informasi, dan melaporkan kondisi terminal secara berkala.
“Kelancaran arus logistik di Pelabuhan Tanjung Priok menjadi prioritas utama seluruh pihak, sehingga roda perekonomian nasional tidak terganggu dan masyarakat dapat tetap beraktivitas normal,” katanya.
Untuk menghadapi potensi lonjakan aktivitas logistik menjelang libur akhir tahun, IPCC telah menyiapkan sejumlah langkah antisipatif, seperti menyiagakan tambahan tenaga pengamanan dan mempercepat aktivitas bongkar muat tim operasi. “Sehingga lebih efisien serta secara penuh memonitor pergerakan arus kargo melalui sistem PTOS-C,” jelas Endah.
IPCC juga kata Endah mengoptimalkan lahan penumpukan, menerapkan BCM melalui simulasi kondisi krisis kepadatan pada September–Oktober 2025, dan meningkatkan kolaborasi dengan para car maker.
“Kolaborasi, komunikasi dan koordinasi antara IPCC dengan carmaker juga secara intensive dilakukan sehingga tim operasi kami dapat menata arus kargo di lapangan dengan cermat,” tutup Endah.
Baca Juga: MAXUS Gandeng Grab Hadirkan Armada Premium EV MIFA 9 untuk Layanan GrabExecutive
Selanjutnya: LPEI Tanggapi Audit KPK: Dana Rp 966 Miliar ke Petro Energy Disalahgunakan
Menarik Dibaca: Bisakah Kolesterol yang Tinggi Sebabkan Sakit Kepala? Ini Faktanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













