kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Begini model bisnis Kioson


Minggu, 06 Agustus 2017 / 20:17 WIB
Begini model bisnis Kioson


Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Kioson Komersial Indonesia punya cita-cita untuk menjadi perusahaan e-commerce sekaligus start up pertama yang IPO di Indonesia. Lantas, bagaimana sebenarnya model bisnis yang dijalani afiliasi PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk (MKNT) tersebut?

Seperti diketahui, perkembangan start up di Indonesia saat ini sangat pesat. Disitu ada nama-nama besar seperti Lazada, Tokopedia dan sejumlah nama lainnya.

Semua transaksi yang mereka lakukan menggunakan layanan perbankan. Sehingga, keduanya membentuk semacam kelompok, anggaplah bernama digital economy.

Masalahnya, Indonesia luas. Masih banyak kelompok ekonomi, terutama di pelosok sana yang yang tidak terjangkau oleh layanan perbankan. Mereka belum tahu cara bertransaksi secara online.

Nama Tokopedia atau Lazada pun masih belum banyak diketahui oleh kelompok ekonomi mikro seperti pedagang kelontongan dan konsumennya. Kelompok ini dinamakan traditional economy.

Kondisi tersebut membuat jarak antara digital economy dengan traditional economy terpisah oleh jurang yang lebar. Karena hal ini maka munculah digital gap.

"Nah, Kioson bertugas untuk menjembatani gap tersebut," ujar co-founder sekaligus Direktur MKNT akhir pekan lalu, Jumat (6/8).

Jadi, Kioson memberikan perangkat dan aplikasi kepada pedagang kelontong. Dengan begini, pedagang kelontong menjadi lebih bankable. Konsumen juga bisa menggunakan aplikasi tersebut untuk memesan barang dari pedagang kelontong, bahkan barang yang berasal dari Lazada atau Tokopedia.

Kioson sudah berdiri sejak Mei 2015 lalu. Selama dua tahun, Kioson sudah melayani 1,5 juta pelanggan dengan rata-rata transaksi 500.000 transaksi per bulan.

Kioson juga sudah digunakan di 336 kota di Indonesia serta sudah ada 15.000 outlet Kioson yang tersebar di sejumlah wilayah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×