Reporter: Muhammad Julian, Ratih Waseso | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun 2021 merupakan Tahun Kerbau Logam menurut astrologi Cina. Berdasarkan astrologi tersebut, Tahun Kerbau Logam merupakan tahun yang baik untuk sektor bisnis dengan unsur tanah seperti misalnya perkebunan. Pandangan ini disampaikan oleh pakar feng shui Yohanes Cokrowibowo yang akrab disapa Suhu Yo dalam wawancaranya dengan Kontan.co.id beberapa waktu lalu.
“Semua unsur tanah akan berkembang, pertanian, hasil bumi, properti itu akan naik harga bagus, meningkat. Unsur kurang baik unsur air seperti perikanan hasil laut karena pada tahun 2021 cuaca kurang bagus," ujar Suhu Yo seperti dikutip dari pemberitaan Kontan.co.id, Selasa (29/12/20).
Sejalan dengan masuknya Tahun Kerbau Logam, beberapa pelaku bisnis sawit memiliki pandangan yang optimis dalam melihat prospek bisnis di tahun 2021. Senior Vice President of Corporate Communication & Public Affair PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Tofan Mahdi tidak mengungkit-ungkit soal astrologi Cina, namun ia menyebutkan bahwa permintaan minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) berikut turunannya memiliki prospek yang baik.
Optimisme tersebut berdasar pada proyeksi pertumbuhan ekonomi negara-negara di dunia, terutama negara-negara yang selama ini menjadi pasar terbesar CPO dalam negeri seperti Cina dan India, maupun pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri yang diperkirakan positif menurut sejumlah lembaga internasional.
“Kalau kita di sawit ya kalau makronya baik industrinya baik otomatis perusahaan-perusahaan akan baik. Kalau ada perusahaan yang ga baik di tengah kondisi yang baik berarti itu mismanagement dari perusahaannya.” kata Tofan kepada Kontan.co.id, Rabu (30/12/20).
Baca Juga: Harga CPO sentuh level tertinggi dalam 8,5 tahun terakhir, ini kata pengamat
Meski optimis permintaan bakal positif, Tofan mengaku tidak bisa memprediksi tren pergerakan harga CPO di tahun 2021. Oleh karenanya, AALI berencana untuk fokus menjaga tata kelola perusahaan dan memastikan agar pengeluaran perusahaan berjalan efisien dan efektif.
Sejalan dengan hal ini, AALI akan memprioritaskan pengeluaran belanja modal atawa capital expenditure (capex) untuk kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang produktivitas, efektivitas serta efisiensi biaya dan operasional perusahaan seperti misalnya penanaman kembali atau replanting, perbaikan aset non kebun, dan sebagainya, sementara opsi ekspansi bisnis masih akan dikaji berdasarkan perkembangan yang ada.
Sejauh ini Tofan belum menyebut berapa rencana capex untuk tahun 2021 lantaran besarannya masih dikaji. Sebagai gambaran, capex AALI di tahun 2020 berkisar Rp 1 triliun - Rp 1,5 triliun. “Untuk tahun 2021 belum bisa disclose,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), Swasti Kartikaningtyas mengatakan, pihaknya membidik laba bersih sebesar Rp 500 miliar pada tahun 2021, meningkat dari target laba bersih tahun 2020 yang sebesar Rp 400 miliar.