Reporter: Dimas Andi | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) masih akan menjalankan strategi akuisisi tambang batubara demi memenuhi kebutuhan sumber energi untuk pembangkit listrik.
Mengutip berita Kontan.co.id terdahulu, PLN memiliki rencana untuk mengakuisisi sebagian lahan tambang milik PT Adaro Energy Tbk (ADRO) di Kalimantan Timur pada tahun 2018. Lahan di sana akan digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang Kaltim 5.
Di saat yang sama, PLN juga punya rencana mengakuisisi tambang batubara untuk pembangunan PLTU mulut tambang di tujuh lokasi lain. Di antaranya di PLTU mulut tambang Jambi, PLTU mulut tambang Riau, PLTU mulut tambang Sumsel 6, PLTU mulut tambang Kalselteng 3, PLTU mulut tambang Kalselteng 4, PLTU mulut tambang Kalselteng 5, dan PLTU mulut tambang Kaltim 3.
Vice President Public Relations PLN Arsyadany Ghana Akamalaputri mengatakan, sesuai Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang berlaku terkait pembangunan PLTU mulut tambang, sampai saat ini PLN telah merealisasikan akuisisi tambang batubara di Jambi yang ditujukan untuk PLTU Jambi 1 dan Kalimantan untuk PLTU Kalselteng 3.
Baca Juga: PSBB Jakarta diperketat, PLN: Petugas tetap lakukan catat meter ke rumah pelanggan
Akuisisi tambang tersebut akan memudahkan PLN dalam menyediakan batubara untuk masing-masing PLTU. “Untuk lokasi lainnya kami masih menunggu perubahan pada RUPTL,” imbuh dia kepada Kontan.co.id, Senin (14/9).
PLN pun belum memiliki rencana untuk mengakuisisi lahan tambang batubara lagi di tahun ini, meski harga batubara sedang dalam tren penurunan dalam beberapa waktu terakhir.
Perusahaan setrum pelat merah ini juga akan mempertimbangkan ketersediaan anggaran belanja apabila hendak mengakuisisi tambang batubara lagi di masa mendatang. Adapun nilai investasi untuk akuisisi tambang batubara sangat bergantung dari lokasi dan akses area tambang yang bersangkutan.
Kendati begitu, strategi akuisisi tetap dilakukan PLN seiring tingginya kebutuhan batubara untuk pembangkit-pembangkit di Indonesia.
Bentuk akuisisi yang dilakukan PLN pun bervariasi. Di Aceh misalnya, PLN melakukan kerja sama tambang untuk pemanfaatan batubara lokal yang berlokasi dekat dengan PLTU. Harapannya, PLN bisa mengurangi beban biaya transportasi dan pengangkutan batubara dari kawasan tambang ke PLTU.
“Kerja sama tambang lokal ini sudah dilaksanakan di PLTU Nagan Raya yang berada di Aceh,” ujar Arsya.
Baca Juga: Pembangunan PLTU Jawa 9&10 kuatkan ekonomi Banten
PLN juga punya strategi akuisisi tambang batubara beserta infrastruktur pendukung untuk mempertahankan keamanan pasokan (security of supply) dan efisiensi biaya penyediaan batubara. Program ini sudah berjalan di Sumatra Selatan yang mana PLN memiliki sebagian saham tambang batubara.
Dalam RUPTL PLN periode 2019-2028 yang dikutip dari berita Kontan sebelumnya, kebutuhan batubara untuk pembangkit PLN diprediksi meningkat hingga 152,63 juta ton pada tahun 2028. Sedangkan di tahun lalu, realisasi pasokan batubara PLN tercatat sebesar 97,72 juta ton.
Total kapasitas PLTU sendiri diproyeksikan mencapai 27 GW atau 48% dari total kapasitas pembangkitan listrik nasional.
Oleh karena itu, akuisisi tambang batubara menjadi salah satu langkah PLN untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut sebagaimana yang dilakukan oleh perusahaan listrik di negara-negara lainnya.
Selanjutnya: PLN klaim bisa hemat Rp 225 miliar per tahun setelah selesaikan proyek ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News