kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.919.000   11.000   0,58%
  • USD/IDR 16.337   44,00   0,27%
  • IDX 7.285   92,68   1,29%
  • KOMPAS100 1.034   7,22   0,70%
  • LQ45 785   5,26   0,67%
  • ISSI 241   4,21   1,78%
  • IDX30 406   3,42   0,85%
  • IDXHIDIV20 465   1,58   0,34%
  • IDX80 116   0,77   0,67%
  • IDXV30 118   -0,25   -0,21%
  • IDXQ30 130   1,04   0,81%

Begini Progres Rencana Merger Antara Garuda Indonesia (GIAA) dan Pelita Air


Jumat, 10 Januari 2025 / 04:50 WIB
Begini Progres Rencana Merger Antara Garuda Indonesia (GIAA) dan Pelita Air
ILUSTRASI. Garuda Indonesia dikabarkan berniat melakukan merger dengan Pelita Air.


Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengungkapkan progres terbaru terkait rencana merger perusahaan dengan maskapai Pelita Air.

Direktur Utama Garuda Indonesia Wamildan Tsani mengungkapkan, langkah penjajakan aksi korporasi tersebut saat ini masih dalam tahap diskusi awal dengan pihak-pihak terkait.

Wamildan memandang positif dan akan mendukung penuh rencana merger tersebut, yang tentunya akan dilandasi dengan kajian komprehensif dan prudent terhadap outlook bisnis dan kinerja perusahaan.

"Progres dari rencana merger ini akan kami sampaikan lebih lanjut sekiranya terdapat perkembangan signifikan berkaitan dengan tahapan maupun realisasi atas rencana strategis tersebut," kata Wamildan di keterbukaan informasi Rabu (8/1).

Diberitakan sebelumnya, GIAA  akan menambah 15 hingga 20 armada pesawat di tahun 2025 mendatang.

Baca Juga: Garuda Indonesia Proyeksikan Kenaikan Pergerakan Penumpang Nataru Capai 24%

Penambahan pesawat ini menggunakan skema penyewaan pesawat (lessor) dengan penyewa (lessee).

"Target kami nanti di tahun 2025, akan menambah pesawat lagi. Sekitar 15-20 pesawat lagi," ungkap Wamildan di kantor BUMN,  beberapa waktu lalu.

Sayangnya, dia tidak bisa memberikan besar nilai investasi yang akan digelontorkan GIAA untuk menyewa 15-20 pesawat tambahan tersebut.

Adapun, terkait sumber dana, Wamildan bilang hal tersebut masih akan dikomunikasikan dengan Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan. Meski begitu, Garuda Indonesia mengaku masih memiliki personal cash.

 

"Kalau sumber dana, ya tentunya akan kami komunikasikan nanti dengan pemerintahan, dengan BUMN, dengan Kementerian Perhubungan. Tetapi kami juga punya operasional kas, nah jadi ada gambaran ya," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×