Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sektor migas PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) meyakini prospek bisnisnya masih cukup menjanjikan di tahun depan.
Direktur Apexindo Pratama Duta Mahar Atanra Sembiring mengatakan, pihaknya berharap dapat meraih kinerja yang lebih baik dibandingkan realisasi tahun ini.
“Tentunya kami mengharapkan tahun depan bisa lebih baik dr tahun ini, tapi persiapan budgeting untuk tahun depan masih terus berjalan,” ungkap Mahar, dalam Paparan Publik Virtual, Kamis (23/11).
Mahar mengungkap, APEX belum ada rencana ekspansi penambahan armada rig di tahun 2024. APEX masih berfokus memaksimalkan utilisasi rig eksisting yang hingga kini belum beroperasi secara penuh.
APEX akan meningkatkan utilisasi armada pada rig darat mereka. Di mana, per September 2023 ini utilisasinya masih berada di level 12%.
Baca Juga: Ini Penyebab Pendapatan Apexindo Pratama Duta (APEX) Turun 27,7% per Kuartal III-2023
Saat ini APEX sendiri memiliki enam unit rig pantai dengan spesifikasi tenaga kuda besar.
Mahar melanjutkan, Manajemen APEX secara aktif melakukan komunikasi intensif dengan pemain-pemain di segmen migas yang membutuhkan jasa pengeboran dengan spesifikasi rig darat yang APEX miliki.
“Rig darat kami memang memiliki horse power yang besar, dan kalau dibandingkan kebutuhan pasar saat ini, kebanyakan rig darat itu power menengah atuapun kecil, karena sifatnya kebanyakan untuk yang tidak terlalu dalam,” ungkapnya.
Sedangkan dari sisi rig lepas pantai, mayoritasnya sudah beroperasi. Hal ini tercermin dari utilisasi yang sudah mencapai 73% hingga periode September 2023.
Adapun, untuk mempertahankan kinerja utilisasi tersebut, pihaknya berharap tidak ada jeda dari kontrak saat ini ke kontrak berikutnya.
Mengutip laporan keuangan APEX, pendapatan per September 2023 tercatat sebesar US$ 46,87 juta. Angka ini lebih rendah 27,66% dibandingkan sebesar US$ 64,80 juta per September 2022.
Hingga periode September 2023 APEX berhasil mencetak laba bersih periode berjalan sebesar US$ 1,10 juta. Kondisi ini berbanding terbalik dengan kerugian mencapai US$ 63,40 juta pada posisi yang sama tahun lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
