Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina memastikan upaya meningkatkan kinerja operasional dari hulu ke hilir akan tetap dilakukan.
Sepanjang tahun lalu, untuk sektor hulu Pertamina telah memproduksi minyak dan gas (migas) secara total sebesar 862,7 MBOEPD, masing-masing produksi minyak mentah 408,4 MBOPD dan produksi gas bumi sebesar 2.634,2 MMSCFD.
Pjs Senior VP Corporate Communications & Investor Relations Pertamina Fajriyah Usman mengungkapkan, Pertamina juga aktif mencari sumber cadangan migas baru melalui kegiatan pengeboran sumur eksplorasi agar di masa depan ketahanan energi nasional semakin kuat.
Tahun 2020, anak usaha hulu Pertamina mampu merealisasikan pemboran eksplorasi sembilan sumur dan berhasil melakukan survei seismik Laut Regional 2D di wilayah terbuka sepanjang 32.215 km serta survey seismik 3D seluas 755 km2.
Sehingga Pertamina dapat menambah cadangan migas proven (P1) sebesar 212,5 MMBOE dan realisasi temuan contigent resource (2C) sebesar 287 MMBOE.
Baca Juga: Sepanjang tahun 2020, Pertamina setor Rp 126,7 triliun untuk negara
“Upaya ini merupakan bukti komitmen Pertamina untuk terus melakukan kegiatan eksplorasi ketika perusahaan migas lainnya justru menunda kegiatan eksplorasi akibat turunnya harga minyak dunia,” kata dia dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Senin (14/6).
Fajriyah melanjutkan, Pertamina juga terus mendukung upaya pemerintah memperkuat neraca perdagangan dengan mengurangi impor migas. Pada 2020, Pertamina mencatat volume impor minyak mentah sebesar 76,7 juta barel atau turun 12% dibanding tahun 2019.
Volume impor produk juga turun 19% menjadi 98,2 juta barel pada 2020. Pertamina pun tetap konsisten mandiri atau tidak melakukan impor BBM jenis solar dan avtur sejak pertengahan 2019.
"Capaian operasional Pertamina di tahun 2020 juga terlihat pada upaya menjaga ketahanan energi nasional dengan menjalankan peran untuk menyokong pasokan dan pembangunan infrastruktur energi di tengah tantangan berat pandemi Covid-19," ujar Fajriyah.
Dia mengungkapkan, demi meningkatkan akses masyarakat terhadap energi, Pertamina membangun dan mengembangkan berbagai jaringan dan infrastruktur di sektor hilir, termasuk untuk distribusi BBM, LPG, Gas maupun LNG. Pembangunan infrastruktur ini juga penting untuk meningkatkan kinerja operasional dan pelayanan di sektor hilir.
Tahun 2020, Pertamina mencatat penjualan konsolidasian perusahaan yang terdiri dari BBM, Avtur, LPG, dan Petrokimia sebesar 82,81 juta KL.
Baca Juga: Pertamina mencatatkan penurunan kinerja keuangan sepanjang tahun 2020
Untuk BBM PSO (Minyak Tanah, Solar & Biosolar) serta Premium, realisasi penjualan tahun 2020 sebesar 22,87 juta KL, sedangkan untuk BBM Non PSO dan Produk Non BBM, di tahun 2020 tercatat penjualan sebesar 47,21 juta KL.
Sedangkan untuk penyaluran volume LPG PSO, pada tahun 2020 sebesar 7,16 juta MT. Realisasi niaga gas pada tahun 2020 sebesar 303.078,3 BBTU sedangkan realisasi transportasi gas pada tahun 2020 sebesar 459.512,0 MMSCF.
“Untuk meningkatkan pelayanan dan mencapai kemandirian energi di masa depan, Pertamina tetap melanjutkan pembangunan infrastruktur hilir dan 4 RDMP dan 1 GRR yang terintegrasi dengan kilang petrokimia sebagai bisnis masa depan perusahaan,” pungkas Fajriyah.
Selanjutnya: Berkat BTS, kapitalisasi pasar Hybe tembus Rp 127,8 triliun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News