Reporter: Vina Elvira | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wintermar Offshore Marine Tbk (WINS) telah merealisasikan kinerja semester I-2025 dengan perolehan pendapatan sebesar US$ 36,84 juta,
Pendapatan WINS tercatat menurun 3,9% secara tahunan (yoy) menjadi US$ 36,84 juta, dibandingkan US$ 38,32 juta pada semester I-2024.
Jika diperinci, pendapatan kapal milik tercatat menjadi kontributor terbesar mencapai US$ 31,82 juta. Sedangkan sisanya berasal dari pendapatan kapal disewa US$ 2,69 juta, dan pendapatan lain-lain senilai US$ 2,33 juta.
Investor Relations WINS Pek Swan Layanto mengungkapkan penurunan pendapatan pada semester I-2025 disebabkan oleh tingkat utilisasi yang lebih rendah akibat musim monsun yang lebih panjang serta ketidakpastian geopolitik global.
Baca Juga: Catur Sentosa (CSAP) Ekspansi Selektif Mitra10, Ini Strategi pada Semester II-2025
“Meskipun pendapatan lebih rendah, margin kotor lebih tinggi karena komposisi kapal dalam armada yang lebih banyak kapal "high value" yang mendapat marjin lebih tinggi,” ungkap Pek Swan, kepada KONTAN, pekan ini.
Merujuk WINS newsletter, laba operasi Wintermar melonjak 55,8% yoy menjadi US$8,9 juta di semester I-2025, didorong oleh pertumbuhan 17% pada pendapatan kapal milik sendiri dan margin kotor yang lebih tinggi, akibat komposisi armada yang lebih baik serta tarif sewa yang lebih tinggi.
Laba kotor WINS tercatat menanjak 35,8% menjadi US$ 14,08 juta, dibandingkan dengan posisi semester I-2024 yang senilai US$ 10,36 juta.
Meskipun paruh pertama tahun ini berjalan lebih lambat dan menyebabkan penurunan tingkat utilisasi, Perusahaan mendapatkan manfaat dari kenaikan tarif sewa rata-rata seiring lebih banyaknya kapal bernilai tinggi yang beroperasi.
Sementara itu, laba bersih sebelum pajak tercatat mencapai US$10,7 juta, dibandingkan dengan US$23,2 juta pada semester I-2024. Penurunan sebesar 53,8% ini tidak mencerminkan perbaikan mendasar pada bisnis inti karena laba di periode 2024 termasuk keuntungan satu kali dari penjualan kapal.
Dengan demikian, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk mengalami penurunan 52,26% yoy, dari semula US$ 13,38 juta di semester I-2024 menjadi US$ 6,38 juta di semester pertama tahun ini.
Sedangkan EBITDA terpantau melonjak 25,8% yoy menjadi US$16,0 juta, dibandingkan US$12,7 juta.
Baca Juga: Ekonom Nilai Reformasi Perizinan Usaha Akan Dorong Investasi Secara Bertahap
Selanjutnya: Panduan Lengkap Pecah KK Pasca Nikah Gratis Tanpa Denda
Menarik Dibaca: Ini 10 Provinsi dengan UMR Terendah di Indonesia & Strategi Pintar Mengatur Gaji
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News