Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Catur Sentosa Adiprana Tbk (CSAP) akan lebih selektif dan hati-hati untuk memacu ekspansi gerai Mitra10. Meski begitu, CSAP tetap mengejar target untuk bisa mencapai 100 toko Mitra10 pada tahun 2030.
Jaringan ritel modern bahan bangunan yang terafiliasi dengan SCG Group ini cukup agresif menggelar ekspansi dengan menambah delapan toko baru sepanjang tahun 2024 lalu. CSAP membuka Mitra10 di Jambi, Sawangan, Jababeka, Samarinda, Purwokerto, Kendari, Madiun, dan Garut.
Berlanjut ke tahun 2025, CSAP membuka gerai Mitra10 ke-57 pada bulan Februari yang berlokasi di Tenth Avenue Mall, Bandung. Selain itu, fokus CSAP tahun ini adalah relokasi toko Mitra10 di Pamulang, serta ekspansi toko eksisting dengan perluasan area penjualan Mitra10 di Balikpapan.
Baca Juga: Spindo (ISSP) Fokus Rampungkan Ekspansi Pabrik Baru pada Sisa Tahun Ini
Corporate Secretary Catur Sentosa Adiprana, Idrus Widjajakusuma mengungkapkan relokasi toko Mitra10 di Pamulang rencananya akan direalisasikan pada kuartal IV-2025. Dengan strategi ini, Idrus menegaskan CSAP tetap konsisten untuk mencapai target menghadirkan 100 toko Mitra10.
Proses ekspansi akan berjalan secara bertahap dan terukur, serta menyelaraskan target dengan melihat dinamika pasar dan peluang yang ada. Strategi ini penting agar target tersebut dapat tercapai dengan cara yang berkelanjutan.
"Ekspansi toko baru merupakan bagian dari upaya kami memperluas jaringan serta menghadirkan akses yang lebih mudah bagi pelanggan. Proses penjajakan tengah berjalan, dan setiap langkah akan kami pastikan selaras dengan strategi pertumbuhan jangka panjang," ungkap Idrus kepada Kontan.co.id beberapa hari lalu.
Selaras dengan strategi tersebut, pada tahun ini CSAP akan fokus merealisasikan tiga hal utama. Meliputi penguatan jaringan distribusi, peningkatan efisiensi operasional, serta optimalisasi pengelolaan modal kerja.
"Kami meyakini prioritas strategis ini akan memperkuat ketahanan bisnis di tengah tantangan sekaligus menjadi fondasi yang lebih solid bagi pertumbuhan berkelanjutan," terang Idrus.
Secara kinerja, pada tahun ini CSAP membidik kenaikan pendapatan konsolidasi sekitar 6% dibandingkan tahun lalu. Hanya saja, hingga separuh pertama 2025 performa CSAP tampak belum optimal untuk mencapai target pertumbuhan tersebut.
Pendapatan neto CSAP merosot tipis 0,51% secara tahunan (year on year/yoy) dari Rp 7,77 triliun menjadi Rp 7,73 triliun pada semester I-2025. Pendapatan neto CSAP didapat dari penjualan barang beli putus senilai Rp 7,59 triliun dan penjualan konsinyasi sebesar Rp 720,52 miliar, yang kemudian dikurangi beban pokok penjualan konsinyasi Rp 587,13 miliar.
Secara bottom line, laba bersih CSAP turun sedalam 67,48% (yoy) dari Rp 80,40 miliar menjadi Rp 26,14 miliar hingga Juni 2025. Idrus menjelaskan, kinerja keuangan CSAP pada semester I-2025 turut dipengaruhi oleh dinamika makro ekonomi serta tren konsumsi ritel yang lebih berhati-hati.
Idrus mengklaim, pendapatan CSAP mencerminkan kemampuan perusahaan untuk menjaga stabilitas operasional di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang masih diselimuti berbagai tantangan. Di sisa tahun ini, CSAP pun akan terus menerapkan strategi yang selaras dengan situasi pasar.
CSAP fokus pada optimalisasi dan penguatan aktivitas distribusi di seluruh Indonesia. Sembari mendorong efisiensi operasional dengan memperkuat digitalisasi.
"Tahun ini kami menargetkan peningkatan kinerja bisnis dibandingkan capaian 2024. Meskipun daya beli masyarakat mengalami tekanan, kami tetap mampu menjalankan operasional bisnis di seluruh Indonesia sambil memperkuat strategi pasar untuk sisa tahun 2025," ungkap Idrus.
Bersamaan dengan strategi bisnis, CSAP juga menggelar inisiatif Environmental, Social, and Governance (ESG). Mitra10 bersama dengan SCG meluncurkan program “Trade-In: Tukar Baru, Tambah Seru!” untuk berkontribusi dalam pengelolaan elektronik bekas yang lebih bertanggung jawab.
Program yang bekerjasama dengan Rekosistem sebagai recycle partner ini mengajak pelanggan untuk menukarkan barang elektronik lama. Program ini berlangsung di 14 gerai Mitra10 yang tersebar di wilayah Jabodetabek.
Setelah terkumpul, Rekosistem, sebagai mitra resmi pengelolaan limbah, akan memastikan seluruh proses berjalan sesuai standar keberlanjutan. Sebagai bentuk apresiasi, pelanggan yang berpartisipasi mendapatkan voucher potongan harga hingga Rp 500.000.
Sampai dengan pekan lalu, program ini telah mengumpulkan lebih dari 1.000 kg barang elektronik bekas. Seluruh barang tersebut akan melalui proses pembongkaran (dismantling) dan kemudian didaur ulang bersama Rekosistem, agar dapat dimanfaatkan kembali.
Langkah ini menjadi bagian dari komitmen dan upaya untuk mengurangi volume limbah elektronik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). "Ke depan, Mitra10 bersama SCG terbuka mengembangkan program ini ke ranah yang lebih luas, baik dengan memperbanyak titik pengumpulan, memperluas kategori produk elektronik yang dapat ditukar, maupun memperkuat kolaborasi," tandas Idrus.
Baca Juga: Ekonom Nilai Reformasi Perizinan Usaha Akan Dorong Investasi Secara Bertahap
Selanjutnya: Pemerintah Siapkan Rp 13,9 Triliun untuk Bantuan Pangan September-Desember 2026
Menarik Dibaca: Ini 10 Provinsi dengan UMR Terendah di Indonesia & Strategi Pintar Mengatur Gaji
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News