Reporter: Vina Elvira | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten produsen keju merek Prochiz, PT Mulia Boga Raya Tbk (KEJU) bersiap menyiapkan berbagai strategi bisnis di tengah ketidakpastian situasi ekonomi dan daya beli masyarakat saat ini.
Direktur Utama KEJU Indrasena Patmawidjaja menyatakan, Manajemen KEJU akan berfokus pada perluasan distribusi di sektor ritel untuk memantapkan posisi sebagai pemimpin pangsa pasar Prochiz di pasar ritel. Per Desember 2023, Prochiz berhasil menempati posisi nomor 1 dengan pangsa pasar 27.75% di pasar ritel domestik.
“Tugas kami adalah memastikan tren yang sudah terbentuk menjadi based kita. Di mana, untuk tahun 2024, fokus kami lebih banyak adalah memastikan eksekusi akan strateginya,” ungkap Indrasena, dalam Paparan Publik Virtual, Rabu (24/4).
Baca Juga: Gelar RUPST, Mulia Boga Raya (KEJU) Setujui Pembagian Dividen Rp 79,50 Miliar
Dia melanjutkan, KEJU juga di tahun ini fokus mengembangkan sektor food service. Alasannya, sektor ini memiliki pertumbuhan permintaan yang sangat pesat di tahun lalu.
Menurut Indrasena, pasar food service bisa bertumbuh signifikan lantaran adanya peningkatan aktivitas masyarakat untuk makan di luar rumah sejak dua tahun terakhir atau ketika pandemi Covid-19 sudah mereda.
“Pasar yang di luar dari ritel kemungkinan akan tumbuh lebih besar. Jadi makan-makan di luar akan meningkat dari dua tahun terakhir, yang di sektor ritel juga akan tumbuh tapi tidak akan secepat food service,” imbuhnya.
Ketiga, sebagai bagian dari PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD), KEJU juga akan terus bersinergi dengan GOOD untuk mencapai keunggulan operasional. Sehingga dapat menjangkau konsumen lebih banyak lagi, terutama sektor ritel di General Trade.
Ketika ditanya terkait prospek bisnis di tahun 2024, Manajemen KEJU optimstis dapat bertumbuh dua kali lipat dari pertumbuhan industri keju nasional. Adapun, pihaknya memperkirakan pertumbuhan industri keju nasional tahun ini berada di kisaran 5%-7%.
“Untuk bottom line, kami akan jauh lebih efisien cara kerja kami,” sambungnya.
Manajemen KEJU tak memerinci lebih detail berapa alokasi belanja modal atau capital expenditure (Capex) yang dibidik di tahun ini. Indrasena hanya menyebutkan bahwa besaran capex 2024 lebih tinggi 80% dari capex 2023.
Dana capex tahun ini bakal digunakan untuk peningkatan kapasitas produksi yang selaras dengan peningkatan permintaan pada kategori produk tertentu.
Sepanjang tahun 2023, KEJU mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 1,01 triliun atau lebih rendah 2,4% year on year (YoY) dibandingkan Rp 1,04 triliun pada tahun 2022. Berdasarkan kategori produk, penjualan keju blok menjadi pemimpin dengan kontribusi Rp 810,19 miliar, kemudian disusul oleh keju lembaran Rp 186,85 miliar, serta lain-lain Rp 22,62 miliar.
Hingga akhir Desember tahun lalu, KEJU membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 80,34 miliar. Angka ini juga menyusut dari sebelumnya Rp 117,37 miliar pada tahun sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News