Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
Diego tak merinci total estimasi capex TYRE untuk tahun ini. Dia hanya memberikan gambaran, capex yang disiapkan oleh TYRE sekitar 10% dari penjualan. Capex tersebut akan dipakai untuk membeli mesin, perlengkapan penunjang produksi dan alat berat penunjang pabrik yang berlokasi di Serang, Banten.
Sementara itu, TYRE selektif untuk menyerap dana hasil penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO). Dana IPO utamanya diserap untuk membeli bahan baku, sembari terus memantau nilai tukar rupiah dalam pembelian bahan baku tersebut.
Sekadar mengingatkan, TYRE resmi melantai di BEI pada 8 Mei 2023 dengan melepas 700 juta saham baru atau setara 20,13% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Mematok harga penawaran sebesar Rp 138 per saham, TYRE mengantongi dana segar sebesar Rp 96,6 miliar.
Baca Juga: Kinerja Saham Emiten Ban Bersiap Menginjak Pedal Gas
Setelah dikurangi biaya penawaran umum, TYRE meraup hasil bersih IPO sebesar Rp 94,26 miliar. Dari jumlah tersebut, hingga periode 30 Juni 2023 TYRE sudah menyerap sebanyak 34,08 miliar yang dipakai untuk biaya bahan baku, tenaga kerja dan overhead.
Meniti Jalan untuk Menanjak Lagi
Harga saham PT King Tire Indonesia Tbk (TYRE) menggelinding di zona hijau dalam enam hari perdagangan beruntun. Pada akhir pekan ini, Jum'at (15/9), TYRE menguat 1,75% ke level harga Rp 116 per saham.
Meski melaju dalam seminggu terakhir, namun posisi harga TYRE saat ini masih berada di bawah harga penawaran saat IPO, yakni sebesar Rp 138 per saham. Padahal, dalam debut perdana di BEI, TYRE sempat melejit hingga menyentuh auto rejection atas dengan kenaikan 34,78%.
Baca Juga: Investor Lebih Selektif, Simak Catatan dan Rekomendasi Untuk Saham-Saham IPO
Hanya saja, setelah mencapai titik tertinggi di level harga Rp 186, TYRE terus menggelinding turun. Kemudian, pada saat ini TYRE kembali meniti jalan untuk menanjak.
Merujuk RTI, pemegang saham pengendali TYRE adalah Harris Muliawan dengan menggenggam 32,24% saham. PT Kingland Investindo Nusantara memegang 31,63%, Indra Muliawan mengempit 15,94% dan kepemilikan publik sebanyak 20,12%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News