kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini Strategi Widodo Makmur Unggas (WMUU) Kerek Kinerja di Sisa Tahun 2023


Jumat, 30 Juni 2023 / 10:27 WIB
Ini Strategi Widodo Makmur Unggas (WMUU) Kerek Kinerja di Sisa Tahun 2023
ILUSTRASI. Emiten unggas PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) siapkan strategi untuk kerek kinerja di tahun 2023


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga daging ayam yang masih tinggi mencapai Rp 38.000 per kilogram (kg) di sejumlah pasar, tak serta merta membawa berkah bagi bisnis.

Lihat saja, di tengah harga ayam yang tinggi, emiten unggas PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) masih belum dapat meraup keuntungan.

Pasalnya, berdasarkan laporan keuangan di lama Bursa Efek Indonesia (BEI), WMUU mencatatkan kerugian sebesar Rp 26,04 miliar pada kuartal I 2023. Padahal di periode sama tahun 2022, Widodo Makmur Unggas masih mencatatkan laba sebesar Rp 40,65 miliar.

Kerugian WMUU salah satunya disebabkan oleh penjualan yang turun 80,21% menjadi Rp 124,74 miliar pada kuartal I-2023 dibandingkan kuartal I-2022 sebesar Rp 630,45 miliar.

Kendati demikian, manajemen WMUU menyiapkan beberapa strategi untuk meningkatkan kinerja di tahun ini di tengah tingginya harga pakan.

Direktur Keuangan Widodo Makmur Unggas Wahyu Andi Susilo mengatakan, sepanjang tahun lalu Perseroan mengalami tekanan yang berdampak pada kinerja.

Baca Juga: Widodo Makmur Unggas (WMUU) Hasilkan Produk Berkualitas Dengan Teknologi Modern

"Harga live bird dan telur ayam ras bergerak sangat dinamis," kata Wahyu dalam paparan publik secara virtual, Rabu (28/6).

Jika mengacu data dari Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar Indonesia), fluktuasi harga live bird terjadi sepanjang tahun 2022. Harga live bird di semester I 2022 berada di atas Rp 20.000 per kg, harga merosot di semester II 2022 mencapai Rp 14.000 per kg.

Direktur Utama Widodo Makmur Unggas Ali Mas'adi menerangkan, ada beberapa strategi yang telah disiapkan untuk menghadapi tekanan ekstenal. Pertama, dengan mengoptimalkan riset, khususnya untuk pakan ternak.

Menurutnya, manajemen telah melakukan riset bagaimana mengurangi ketergantungan terhadap bahan pakar sumber protein. Pasalnya, mayoritas bahan pakan sumber protein yang dipakai di unggas merupakan bungkil kedelai yang berasal dari impor.

Adapun, riset akan bermanfaat untuk mengoptimalisasi bahan baku sumber protein lokal yang akan meningkatkan secara kualitas. Selain  itu, dapat menurunkan cost pakan dengan berbasis bahan baku lokal.

Ali menyampaikan, strategi kedua dengan memanfaatkan fasilitas yang dimiliki dengan baik. Seluruh peternakan milik WMUU telah dilengkapi teknologi penunjang untuk menghadapi perubahan iklim yang fluktuatif.

 

Dengan strategi tersebut, Ali berharap perusahaan mendapatkan harga pokok penjualan (HPP) yang lebih kompetitif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×