Reporter: Dimas Andi | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) tidak begitu mengesankan sepanjang kuartal I-2020. Emiten ini lantas bertekad untuk memperbaiki performa keuangan dan operasionalnya terlepas dari berbagai tantangan yang ada.
Sebagai catatan, pendapatan neto DOID turun 9,39% (yoy) menjadi US$ 193,82 juta di kuartal I-2020. DOID juga mengalami kerugian bersih sebanyak US$ 22,81 juta di periode tersebut. Padahal, di kuartal satu tahun lalu emiten ini masih meraih laba bersih US$ 1,97 juta.
Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) beri sinyal ajukan revisi rencana kerja dan anggaran
Head of Investor Relations Delta Dunia Makmur Regina Korompis mengatakan, penurunan pendapatan neto DOID sejalan dengan hasil kinerja operasional yang terbilang rendah di kuartal pertama.
Lihat saja, volume produksi batubara DOID turun tipis 1% (yoy) menjadi 12 juta ton. Adapun realisasi volume pengupasan lapisan batuan penutup atau overburden removal (OB) turun 9% (yoy) menjadi 32 juta bank cubic meter (bcm).
Di samping itu, kerugian bersih yang dialami oleh DOID di kuartal satu lalu merupakan imbas dari kerugian selisih kurs. “Rupiah melemah sekitar 18% pada periode tersebut dan sebagian besar hasil kemarin merupakan kerugian valas yang belum direalisasi,” papar dia, Jumat (12/6).
Regina melanjutkan, DOID akan tetap fokus pada peningkatan optimalisasi kapasitas tambang di sisa tahun ini. Upaya lainnya seperti efisiensi biaya hingga optimalisasi penghasilan kas juga dilakukan DOID demi menyelamatkan kinerja sekaligus memperbaiki likuiditas perusahaan tersebut.
Baca Juga: Delta Dunia Makmur (DOID) fokus negosiasi dan mencari kontrak baru
Agenda bisnis juga tetap dilakukan DOID terlepas dari adanya pandemi Corona dan tren harga batubara yang masih rendah. Tahun ini, belanja modal atau capital expenditure (capex) yang dialokasikan DOID berada di bawah level US$ 100 juta. DOID akan menggunakan capex tersebut untuk pembelian sejumlah alat berat pertambangan.
Regina menyebut, capex DOID di tahun ini tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Maklum, perusahaan ini tengah berusaha meminimalisir biaya pengeluarannya. “Pendanaan capex di tahun ini berasal dari kas internal,” tandas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News