kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini strategi Eagle High Plantations (BWPT) mendorong kinerja pada tahun ini


Kamis, 12 Agustus 2021 / 17:29 WIB
Begini strategi Eagle High Plantations (BWPT) mendorong kinerja pada tahun ini
ILUSTRASI. Kantor dan logo PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) KONTAN/Cheppy A Muchlis


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Eagle High Plantations Tbk (BWPT) mengakui adanya pandemi Covid-19 membuat tahun 2020 menjadi periode yang penuh tantangan. Namun menajemen BWPT menyebut perseroan mampu menjaga ketahanan dan keberlangsungan usaha untuk bisa dijadikan momentum titik balik kebangkitan kinerja perseroan.

“Perseroan berupaya secara konsisten melakukan efisiensi. Hal ini dapat terlihat dari turunnya biaya umum dan administrasi sebesar 23% dibandingkan tahun lalu sehingga perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp 1,1 triliun atau lebih baik 5,1% dibandingkan rugi bersih tahun sebelumnya,” kata Direktur BWPT Henderi Djunaidi, Rabu (28/7).

Dampak dari langkah strategis perseroan mengatur arus kas operasi positif bersama upaya efisiensi yang konsisten, disebutnya membuat utang bank perusahaan akan berkurang dan laba usaha akan semakin baik.

Langkah strategis ini diharapkan dapat menunjang operational excellence, mencakup capex yang dibutuhkan untuk proses peremajaan mesin, kendaraan angkut dan alat-alat berat demi menunjang produktivitas. Selain itu, pengelolaan operasional kebun dengan praktik agronomi terbaik dikombinasikan dengan penerapan sistem inovasi teknologi akan terus menghasilkan efektivitas serta penghematan biaya.

Baca Juga: Pandemi Covid-19 masih menahan laju bisnis Sunter Lakeside Hotel (SNLK)

Henderi menambahkan, perseroan tetap optimis kinerja industri sawit akan membaik, mengingat tingginya kebutuhan pasar ekspor ditambah permintaan minyak sawit untuk konsumsi energi.

Peningkatan kebutuhan minyak sawit juga turut didorong penerapan kebijakan pemerintah dengan program B30. Optimisme ini juga ditunjang dengan nilai aset tanaman yang memasuki usia prima dengan rata-rata berusia 11 tahun.

“Perseroan juga berkomitmen melanjutkan program keberlanjutan sesuai dengan road map yang telah ditetapkan. Sepanjang tahun 2020, Perseroan terus melanjutkan proses verifikasi data menuju penambahan perolehan sertifikat RSPO. Dengan adanya sertifikasi ini, Perseroan akan mendapatkan tambahan harga CPO premium,” tambah Henderi.

Lebih lanjut, Henderi menjelaskan bahwa melalui pengelolaan operasional yang lebih efisien dan peningkatan produksi serta didukung dengan harga CPO yang membaik, peningkatan curah hujan di tahun 2020, dan nilai aset tanaman yang memasuki usia prima, membuat perseroan optimistis neraca keuangan akan membaik dan membidik pertumbuhan pendapatan sebesar double digit di tahun 2021.

Baca Juga: Akuisisi CSA ditunda, Jasnita (JAST) tetap akan rights issue Rp 150 per saham

Di sisi lain, perseroan juga telah selesai menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan antara lain memutuskan perubahan pengurus perseroan dengan susunan dewan komisaris adalah Nicolaas B Tirtadinata sebagai Komisaris Utama, Deddy Setiadi sebagai Komisaris dan Yohanes Wahyu Saronto sebagai Komisaris Independen. 

Adapun susunan direksi yang baru adalah Ramesh Veloo sebagai Direktur Utama, Henderi Djunaidi, Andrew Haryono dan Yeoh Lean Khai sebagai Direktur. Perseroan juga mengumumkan pengangkatan Melanie Tantri sebagai Sekretaris Perusahaan menggantikan Satrija Budi Wibawa.

Selanjutnya: Semester I-2021, Waskita Karya (WSKT) bukukan pendapatan Rp4,7 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×