Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) memandang tahun 2020 perusahaannya berpotensi tumbuh pesat. Apalagi di tengah kenaikan harga produk rokok, menyebabkan adanya peralihan konsumen tembakau ke produk tembakau iris.
Djonny Saksono, Direktur Utama ITIC bilang cukai rokok yang naik tinggi tentu mempengaruhi konsumsi tembakau di masyarakat. "Kami sendiri tidak terlalu mengalami kenaikan cukai seperti rokok, sehingga ada peluang pasar kami jadi luas karena konsumen kelas bawah tentu berat dengan kenaikan harga rokok," ungkapnya ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Selasa (3/12).
Baca Juga: Indonesian Tobacco (ITIC) optimistis pendapatan tumbuh dobel digit tahun ini
Selain itu dengan adanya kenaikan harga produk tembakau, Djonny berharap perusahaan dapat memperoleh margin keuntungan yang signifikan. Dalam hal ini di tahun depan perseroan tengah mengejar pertumbuhan laba bersih dan omset di atas perolehan tahun ini.
"Minimal ada kenaikan 20% baik topline maupun bottomline (di 2020)," terang Djonny. Beberapa cara yakni memperluas sebaran produk perseroan di pasaran baik di dalam maupun luar negeri.
Untuk di dalam negeri perusahaan kini tengah memperluas pasar dalam negerinya dengan menjangkau daerah-daerah baru di setiap provinsi baik di pulau Sumatra, Kalimantan, serta Jawa.
Baca Juga: KSPSI sebut kenaikan cukai rokok yang tinggi akan memicu PHK massal
Untuk wilayah Kalimantan, ITIC akan fokus ke provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Alasannya, perusahaan baru menjangkau wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur. Sementara itu, untuk Sumatra, ITIC baru menjangkau Jambi dan Pekanbaru.
Djonny mengatakan, pihaknya juga akan memperluas pasar di Jawa. Alasannya, produk ITIC baru dijual di Jawa Tengah dan di sekitar Malang, Jawa Timur, Penjualan ini juga masih melalui perorangan dan dalam skala kecil.
Sedangkan untuk pasar ekspor, perseroan baru saja mendapatkan pasar baru di Taiwan. Diperkirakan pada semester-I 2020 perseroan sudah dapat mengekspor perdana tembakau irisnya ke negara tersebut.
Baca Juga: Beban naik, laba bersih Indonesian Tobacco (ITIC) hanya Rp 1,08 miliar di semester I
Sebelumnya perseroan juga dikabarkan tengah memprospek pasar tembakau China dan India. Sedangkan beberapa negara yang telah ITIC lakukan pengeksporan ialah Malaysia, Singapura, Jepang dengan merek Pohon Sagu, Butterfly dan Papillon.
Mengenai capex tahun depan, manajemen belum dapat membeberkannya karena masih menghitung. Namun keperluannya guna mendukung revitalisasi permesinan agar produksi dapat mengurangi waste dan mendorong penambahan varian produk baru.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News