kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indonesian Tobacco (ITIC) optimistis pendapatan tumbuh dobel digit tahun ini


Selasa, 03 Desember 2019 / 15:48 WIB
Indonesian Tobacco (ITIC) optimistis pendapatan tumbuh dobel digit tahun ini
ILUSTRASI. Produk PT Indonesian Tobacco Tbk. Produsen tembakau iris ini optimistis dengan target pendapatan yang dicanangkan saat go public di tahun ini.


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen tembakau iris PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) tetap optimistis dengan target yang dicanangkan saat go public di tahun ini. ITIC fokus mengejar pendapatan hingga Rp 170 miliar-Rp 180 miliar di tahun ini atau tumbuh 26,38%–33,81% dibandingkan tahun sebelumnya.

Djonny Saksono, Direktur Utama ITIC mengatakan, seiring melonjaknya harga rokok, menjadi peluang positif bagi produk tembakau iris yang kenaikannya tidak sebesar rokok kemasan. Sehingga ITIC melihat beberapa perokok beralih menggunakan tembakau iris dengan alasan lebih terjangkau.

"Sementara itu sampai akhir tahun ini kalau dilihat baik Oktober dan November 2019 masih ada kenaikan omzet," ujar Djonny ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Selasa (3/12). Mengenai detilnya, ITIC belum dapat membeberkannya lebih lanjut.

Baca Juga: Pelarangan Vape Bisa Hambat Pertumbuhan Industri

Pun dengan realisasi kinerja di kuartal III 2019, Djonny bilang, laporan keuangannya masih berproses untuk diaudit. Meski demikian, sampai akhir September 2019 pertumbuhan pendapatan ITIC masih dobel digit.

Sedangkan dari sisi perolehan laba bersih, ITIC sempat mengoreksi dari target yang awalnya Rp 10,3 miliar menjadi Rp 6 miliar saja di 2019 ini. Sebab perolehan laba bersih di enam bulan pertama tahun ini masih tergolong kecil sekitar Rp 1,08 miliar.

Manajemen sebelumnya mengatakan bahwa sebenarnya laba bersih ITIC pada semester-I 2019 lebih dari Rp 5 miliar. Akan tetapi, laba bersih tersebut harus berkurang karena biaya provisi perpindahan bank dan biaya denda pembatalan perjanjian kredit sekitar Rp 4,1 miliar yang dikeluarkan pada Februari 2019.

Menurut ITIC perpindahan bank ini dilakukan karena bank yang terikat perjanjian dengan perseroan pada saat ini menawarkan bunga pinjaman yang lebih murah dengan plafon yang lebih besar. Mengenai dana initial public offering (IPO), Djonny menyebutkan, penyerapannya saat ini sudah mencapai 60% dari perolehan dana segar sekitar Rp 60 miliar.

Baca Juga: Beberapa pakar kesehatan sepakat perlu kajian komprehensif terkait rokok elektrik

Kemungkinan awal tahun dapan dapat diserap secara menyeluruh. ITIC mengungkapkan akan menggunakan seluruh dana IPO untuk pembelian daun tembakau virginia sebagai bahan baku.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×