Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona (Covid-19) telah menghantam perekonomian dan ikut menekan kinerja perusahaan di berbagai sektor bisnis. Di tengah kondisi tersebut, PT Jasnita Telekomindo Tbk (JAST) tetap memasang strategi pengembangan segmen bisnis dengan meluncurkan produk layanan baru berbasis teknologi informasi.
Wakil Direktur Utama JAST Welly Kosasih mengatakan, ada sejumlah produk dan layanan unggulan yang diproyeksikan bakal menopang pendapatan Jasnita Group mulai tahun ini. Dia menerangkan, JAST saat ini tengah memperkuat lini bisnis smart city solution. Di segmen ini, perusahaan menyasar pemerintah daerah sebagai mitra kerja.
Di lini smart city, JAST menawarkan pengelolaan Penerangan Jalan Umum (PJU) yang lebih efisien serta Jasgrid, aplikasi layanan pengaduan interaktif. Sudah ada dua kota yang berkomitmen untuk menggunakan jasa JAST dalam pengelolaan PJU, yakni Kota Solo dan Pekanbaru. Model bisnis yang dijalin melalui skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Baca Juga: Laba bersih Jasnita Telekomindo (JAST) merosot hingga 28,59% di 2019
Selain itu, paling tidak sudah ada Bengkulu dan Jambi yang berkomitmen menggunakan layanan aplikasi Jasgrid. Di samping itu,Jasgrid juga sudah digunakan untuk membantu koordinasi penanganan Covid-19 di Provinsi Jawa Barat.
"Kami siapkan produk unggulan yang berpotensi untuk menambah omset dari layanan Jasnita Group," sebut Welly dalam public expose insidentil yang digelar secara virtual pada Rabu (6/5).
Selain Smart City Solution, JAST juga mengembangkan aplikasi Employee Timetracker Apps (JasPresence). Menurut Welly, aplikasi ini relevan untuk digunakan dalam pencatatan kehadiran karyawan di saat masa Work From Home (WFH) seperti sekarang.
Lebih lanjut, dia juga menyebut JAST tetap memperkuat lini bisnis call center 112 dengan peningkatan fungsi layanan, penambahan fitur-fitur baru, serta tetap membidik penambahan kota-kota baru sebagai perluasan pasar. "Di tahun 2020 sudah bertambah sekitar 14 kota baru yang menggunakan layanan 112," ujar Welly.
Selain call center 112, JAST pun ingin memperkuat lini bisnis media iklan luar ruang atau OOH Ads melalui anak usahanya, Karta.id. Menurut Welly, pandemi corona dan tren WFH telah membuat banyak perusahaan menahan anggaran untuk belanja iklan berbasis OOH. Kendati begitu, masa pandemi ini tak sepenuhnya membuat lini bisnis OOH hilang gairah.
Baca Juga: Turun tanpa henti sejak 11 Maret, saham Jasnita Telekomindo (JAST) kena suspensi
Buktinya, hingga saat ini JAST sudah mendapatkan kontrak Rp 4 miliar dari sejumlah brand seperti Indosat, Lifebouy, Line, Invex, Dermies, dan Sarung Mangga. Namun, Willy menyebut, pihaknya menyadari perlu ada perluasan medium, lantaran ada peralihan pola beriklan berbasis digital.
"Oleh sebab itu kami sedang mempelajari untuk membuat iklan melalui handphone yang nantinya akan bekerjasama dengan vendor atau pabrikan," sebutnya.
OOH Ads masih menjadi andalan JAST dalam meraih pendapatan. Setelah mengantongi kontrak Rp 4 miliar selama Kuartal I (Q1), JAST pun menargetkan omset dari OOH Ads untuk Q2 sebanyak Rp 3 miliar, Q3 sebesar Rp 5 miliar dan Rp 12 miliar untuk omset di Q4.
JAST bahkan telah memasang target untuk omset dari OOH Ads pada tahun depan dengan yang ditaksir mencapai Rp 35 miliar, dan pada tahun 2020 yang sebesar Rp 50 miliar.
Pada kesempatan yang sama, Direktur JAST Ronald Adrianta menambahkan bahwa pihaknya pun tengah mempersiapkan sejumlah aplikasi baru. Bahkan, pada awal April kemarin sudah meluncurkan aplasi Omni Channel dan Robocall. Kedua aplikasi tersebut diklaim dapat membuat proses dan biaya menjadi efisien dalam pekerjaan interaksi bisnis seperti call center dan telemarketing.
Selain itu, JAST juga tengah melakukan finalisasi untuk meluncurkan aplikasi layanan video meeting, JasMeet. "Untuk Omni dan Robocall sudah ada sekitar 20 customer yang memakai. Layanan-layanan ini siap menghadapi kondisi pandemi. Semua training dan instalasi bisa di-remote dari lokasi mana pun," jelas Ronald.
Terkait dengan kontribusi terhadap pendapatan, Ronald membeberkan bahwa JAST menargetkan ada tambahan sekitar 100 pelanggan baru Omni Channel setiap bulan. Dari jumlah itu, paling tidak JAST membidik ada tambahan pendapatan sekitar Rp 100 juta per bulan. Dari layanan aplikasi baru ini, JAST memproyeksikan bisa meraup sekitar Rp 7,8 miliar dalam setahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News