Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
Selain Smart City Solution, JAST juga mengembangkan aplikasi Employee Timetracker Apps (JasPresence). Menurut Welly, aplikasi ini relevan untuk digunakan dalam pencatatan kehadiran karyawan di saat masa Work From Home (WFH) seperti sekarang.
Lebih lanjut, dia juga menyebut JAST tetap memperkuat lini bisnis call center 112 dengan peningkatan fungsi layanan, penambahan fitur-fitur baru, serta tetap membidik penambahan kota-kota baru sebagai perluasan pasar. "Di tahun 2020 sudah bertambah sekitar 14 kota baru yang menggunakan layanan 112," ujar Welly.
Selain call center 112, JAST pun ingin memperkuat lini bisnis media iklan luar ruang atau OOH Ads melalui anak usahanya, Karta.id. Menurut Welly, pandemi corona dan tren WFH telah membuat banyak perusahaan menahan anggaran untuk belanja iklan berbasis OOH. Kendati begitu, masa pandemi ini tak sepenuhnya membuat lini bisnis OOH hilang gairah.
Baca Juga: Turun tanpa henti sejak 11 Maret, saham Jasnita Telekomindo (JAST) kena suspensi
Buktinya, hingga saat ini JAST sudah mendapatkan kontrak Rp 4 miliar dari sejumlah brand seperti Indosat, Lifebouy, Line, Invex, Dermies, dan Sarung Mangga. Namun, Willy menyebut, pihaknya menyadari perlu ada perluasan medium, lantaran ada peralihan pola beriklan berbasis digital.
"Oleh sebab itu kami sedang mempelajari untuk membuat iklan melalui handphone yang nantinya akan bekerjasama dengan vendor atau pabrikan," sebutnya.
OOH Ads masih menjadi andalan JAST dalam meraih pendapatan. Setelah mengantongi kontrak Rp 4 miliar selama Kuartal I (Q1), JAST pun menargetkan omset dari OOH Ads untuk Q2 sebanyak Rp 3 miliar, Q3 sebesar Rp 5 miliar dan Rp 12 miliar untuk omset di Q4.
JAST bahkan telah memasang target untuk omset dari OOH Ads pada tahun depan dengan yang ditaksir mencapai Rp 35 miliar, dan pada tahun 2020 yang sebesar Rp 50 miliar.