Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja Keuangan PT Toba Bara Sejahtra Tbk (TOBA) terdampak penurunan harga jual batubara. Laba bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan pada entitas induk US$ 12,87 juta turun 19,81% dari periode semester 1 2018 US$ 16,05 juta pada semester I-2019.
Padahal Toba Bara Sejahtra mencatatkan kenaikan pendapatan pada semester pertama 2019. Emiten berkode saham TOBA ini mengantongi pendapatan US$ 230,70 juta tumbuh 23,18% ketimbang realisasi pada periode yang sama 2018 US$ 187,29 juta.
"Laba bersih menurun disebabkan penurunan harga jual batubara ditambah lagi adanya peningkatan rate pertambangan," kata Sekretaris Toba Bara Sejahtra Elizabethp Novi Sagita Aruan kepada Kontan.co.id, Kamis (22/8).
Baca Juga: Apkasi merekomendasikan tata ulang perizinan agar berpihak ke pemerintah kabupaten
Pendapatan diperoleh dari penjualan ke PLN menyumbang 27%, kemudian penjualan ke Taiwan Power Company 15%, TNB Fuel Service 14%, Avra Commodities Pte., Ltd 8%, dan penjualan ke Vitol Pte., Ltd sebesar 3%.
Seiring meningkatnya pendapatan, beban pendapatan TOBA juga meningkat 47,31% menjadi US$ 187,62 juta dari tahun lalu US$ 125,33 juta. Sehingga laba kotor mereka juga turun pada paruh pertama 2019 US$ 46,08 juta atau merosot 25,62% dari US$ 61,96 juta.
Tak hanya itu, beban administrasi keuangan juga meningkat dua kali lipat jadi US$ 8,96 juta dari angka US$ 4,17 juta. Sehingga laba bersih mereka merosot. Sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan kinerja, pada semester kedua ini perusahaan tetap fokus untuk melakukan efisiensi biaya khususnya untuk biaya operasional.
Baca Juga: Bupati Samosir: Dalam lima tahun mendatang Danau Toba jadi Bali Baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News