kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.950.000   -18.000   -0,91%
  • USD/IDR 16.310   12,00   0,07%
  • IDX 7.156   38,26   0,54%
  • KOMPAS100 1.043   8,35   0,81%
  • LQ45 800   4,89   0,62%
  • ISSI 232   2,05   0,89%
  • IDX30 415   0,46   0,11%
  • IDXHIDIV20 485   0,27   0,06%
  • IDX80 117   0,78   0,67%
  • IDXV30 119   -0,05   -0,04%
  • IDXQ30 133   0,10   0,08%

Begini Tanggapan CTRA Soal Proyek Rumah Subsidi Mini 18 Meter Persegi


Selasa, 17 Juni 2025 / 20:42 WIB
Begini Tanggapan CTRA Soal Proyek Rumah Subsidi Mini 18 Meter Persegi
ILUSTRASI. Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) memberikan opsi tipe rumah yang lebih kecil. Yaitu, hunian yang lebih minimalis dengan ukuran 18 meter persegi.


Reporter: Pulina Nityakanti | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Ciputra Development Tbk (CTRA) turut menanggapi soal ukuran rumah subsidi mini yang menimbulkan perdebatan di masyarakat.

Asal tahu saja, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) memberikan opsi tipe rumah yang lebih kecil. Yaitu, hunian yang lebih minimalis dengan ukuran 18 meter persegi.

Usulan rumah subsidi 18 meter persegi disampaikan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait alias Ara. Dia mengusulkan ukuran rumah subsidi lebih kecil agar bisa dibangun di tengah kota.  

Ara mengatakan ada rencana memperbolehkan rumah subsidi berukuran luas tanah 25 meter persegi dan luas bangunan 18 meter persegi. Biasanya, rumah subsidi berukuran luas tanah 60 meter persegi.

Terkait hal itu, Direktur CTRA MI Meiko Handoyo mengatakan, ide proyek tersebut dibangun untuk di wilayah Jabodetabek yang harga tanahnya sudah cukup tinggi. Ide tersebut dinilai muncul untuk membantu masyarakat yang ingin memiliki rumah di perkotaan dengan biaya yang sedikit.

“Ini sebuah inovasi. Tetapi, apakah kami mau ikut ikut itu kembali kepada studi pasar,” ujarnya dalam Public Expose CTRA Buku Tahun 2024, Selasa (17/6).

Baca Juga: Pengembang: Rumah Subsidi 18 Meter Persegi Antisipasi Keterbatasan Lahan

Saat ini, CTRA mengaku masih memiliki banyak lahan di wilayah Jabodetabek yang terhubung dengan kawasan transit oriented development (TOD) yang cukup luas, walaupun agak jauh dari pusat kota Jakarta.

“Ini (rumah subsidi mini) adalah pilihan bagi masyarakat. Positif saja (idenya), karena ini juga bukan sebuah keharusan, tetapi opsi,” paparnya.

Direktur CTRA, Budiarsa Sastrawinata menambahkan, opsi dari Kementerian PKP itu merupakan potensi market untuk perseroan. Sebab, CTRA akan melihat kebutuhan masyarakat ke depan. 

“Jika memang kebutuhan untuk itu (rumah subsidi mini)ada, kami sebagai pengembang akan menyambut itu,” ujarnya dalam kesempatan yang sama.

Ukuran tersebut dinilai Budiarsa masih masuk akal, karena setara dengan luas apartemen studio. Namun, pembangunan hunian bertingkat bakal menelan biaya yang lebih tinggi dibandingkan membangun rumah tapak. 

“Mid-rise pun konstruksinya akan lebih mahal dibandingkan dengan landed house. Konstruksi per meter ke atas dengan rumah tapak itu beda, itu harus dihitung juga menjadi trade off,” paparnya.

Meskipun tidak menentang ide tersebut dan membuka peluang untuk bergabung dalam proyek tersebut, tetapi CTRA belum memutuskan lebih lanjut terkait hal tersebut. 

“Serapan dari masyarakat mungkin ada. Tapi, kami akan pelajari lebih detail sebelum melangkah,” kata Budiarsa.

Baca Juga: Desain Rumah Subsidi Semakin Mungil, Kementerian PKP: Alternatif Hunian Perkotaan

Selanjutnya: Bakal Dibangun 2026, Ciputra Development (CTRA) Ungkap Progres Proyek Hunian ASN

Menarik Dibaca: Ada Diskon Tiket Kereta 30%, 952.639 Tiket Sudah Terjual

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×