kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini tanggapan Gaikindo soal keluar masuknya merek mobil di pasar Indonesia


Selasa, 31 Maret 2020 / 18:55 WIB
Begini tanggapan Gaikindo soal keluar masuknya merek mobil di pasar Indonesia
ILUSTRASI. Ilustrasi penjualan mobil


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

Pengusaha otomotif yang ingin masuk ke Indonesia harus mempelajari segmen mana yang mau dibidik, strateginya, portofolio produk, dan masih banyak lainnya. Sebab mata rantai tidak bisa hanya produksi.

Kukuh mengungkapkan, banyak kejadian seperti beberapa merek mobil masuk ke Indonesia, lalu tidak mampu bersaing sehingga penjualannya turun, lantas hengkang. Kemudian saat melihat pasar otomotif dalam negeri kembali bergairah dan potensinya bagus, mereka masuk lagi.

Namun sayang, mereka masuknya terlambat dan ga punya komitmen jangka panjang alias hanya cari untung sehingga tidak bertahan lama.  

Baca Juga: Ada wabah corona, bagaimana kegiatan produksi mobil di Indonesia?

Kukuh mencontohkan, ada merek mobil yang pernah sukses meraup pasar Indonesia, sayangnya mereka tidak bisa memelihara momentum. Mulai dari launching sampai beberapa tahun bisnis di Indonesia modelnya monoton sehingga masyarakat jenuh. 

"Lalu penjualan akan drop dan untuk memulihkan lagi susah," kata Kukuh.  

Meski demikian dia tidak menampik keluar masuknya merek mobil ke Indonesia adalah hal yang wajar. Ibarat sedang tes ombak, merek mobil tersebut sembari menjual juga mempelajari pasar Indonesia dengan mencoba strategi yang berbeda. 

Kalau melihat potensi otomotif di Indonesia diakui Kukuh sangat besar. Rasio kepemilikan mobil masih 99 mobil per 1000 penduduk. Artinya kalau menghitung seorang punya 1 mobil saja, ada potensi pasar 260.000. Lalu kalau dikalikan dua, potensi pasarnya tentu makin besar. 

Potensi ini tentu mengikuti pengembangan infrastruktur ke daerah-daerah sehingga pasarnya tidak hanya fokus di Jawa saja. "Tinggal bagaimana pabrikan atau pelaku bisnis otomotif dengan jeli melihat itu," pungkas Kukuh. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×