Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berkomitmen mendorong pemanfaatan gas bumi untuk sektor dalam negeri.
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan, konsumsi gas bumi pada tahun 2023 mencapai 3.745 BBTUD. Dari jumlah tersebut, sebanyak 68,2% dialokasikan untuk kebutuhan dalam negeri.
"Kita harus membangun infrastruktur untuk bisa mengakomodasi tambahan pasokan gas dari hasil produksi (lapangan) baru," ungkap Arifin dalam Konferensi Pers Capaian Sektor ESDM 2023 dan Rencana Kerja 2024, Senin (15/1).
Baca Juga: Migas dan Minerba Tumbuh, Realisasi Investasi ESDM Capai US$ 30,3 Miliar di 2023
Arifin menjelaskan, ada sejumlah proyek pipa transmisi yang akan dioptimalkan pada tahun ini dan tahun-tahun mendatang.
Proyek tersebut antara lain, pipa transmisi gas bumi Cirebon-Semarang tahap II yang diharapkan tuntas pada awal 2025 mendatang. Proyek ini diperkirakan menelan investasi mencapai Rp 3 triliun.
Selanjutnya, proyek pipa transmisi gas bumi Dumai-Sei Mangkei dengan nilai investasi sekitar Rp 8 triliun.
"Kita mengupayakan dibangunnya transmisi untuk interkoneksi antara pulau sehingga kota-kota besar bisa terlintasi dan sambungan pipa akan kita bangun untuk jaringan gas," imbuh Arifin.
Arifin menjelaskan, pemanfaatan gas bumi melalui pipa berpotensi mensubstitusi impor LPG yang kini mencapai 5,6 juta ton per tahun.
Baca Juga: Investasi Migas Naik, Tapi Produksi Minyak Turun
Selain menghemat impor energi, pemanfaatan gas bumi melalui pipa diyakini bakal mendorong peningkatan akses energi bagi masyarakat.
"Masyarakat bisa mendapatkan energi di rumah, tidak lagi harus gotong-gotong (LPG) melon 3kg cukup buka keran. Kita harus segera dorong jargas ke konsumen rumah tangga," terang Arifin.
Merujuk data Kementerian ESDM, program jargas melalui Cirebon-Semarang dapat mencapai 300 ribu sambungan rumah tangga (SR) dan Dumai-Sei Mangkei mencapai 600 ribu SR. Kehadiran proyek ini dapat mengurangi subsidi 3 kg LPG Rp 0,63 triliun per tahun dan menghemat devisa impor LPG Rp 1,08 triliun per tahun serta penghematan biaya masak Rp 0,16 triliun per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News