kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Belanja iklan menopang kinerja emiten media


Kamis, 04 April 2013 / 07:07 WIB
Belanja iklan menopang kinerja emiten media
ILUSTRASI. Samsung Galaxy A32


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Sandy Baskoro

JAKARTA. Bisnis media televisi semakin bersinar ditopang belanja iklan yang terus bertumbuh. Salah satu pemain, PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) pemilik RCTI, MNC TV dan Global TV, mencatatkan pertumbuhan iklan 21% pada tahun lalu.

Pendapatan konsolidasi MNCN pada 2012 tumbuh 13% year-on-year (YoY) menjadi Rp 6,09 triliun. Pencapaian kinerja MNCN terutama ditopang pertumbuhan pendapatan iklan sebesar 21%, yang melebihi pertumbuhan rata-rata industri sebesar 15%.

Tak hanya MNCN, pemain lain juga menikmati pertumbuhan kue iklan, seperti PT Indosiar Karya Media Tbk. Pada 2012, emiten berkode saham IDKM mengantongi laba bersih Rp 257,9 milar, setelah sempat rugi Rp 96,86 miliar sepanjang 2011. Adapun pendapatannya tumbuh 21,14% (YoY) menjadi Rp 1,04 triliun sepanjang 2012. Pendapatan IDKM terutama berasal dari penghasilan iklan dan penjualan persediaan program sebesar Rp 1,29 triliun.

Pencapaian laba bersih ditopang kemampuan Indosiar menekan beban usaha dan beban operasional. Adapun beban program dan penyiaran menurun 28,95% (YoY) menjadi Rp 441,69 miliar. "Pendapatan IDKM terus bertumbuh karena ditopang pertumbuhan iklan," kata Sekretaris Perusahaan PT Elang Mahkota Teknologi Tbk, Titi Maria Rusli, kepada KONTAN, Rabu (3/4). Sekedar informasi, Elang Mahkota adalah induk usaha Indosiar dan PT Surya Cipta Media Tbk, pengelola SCTV.

Di sisi lain, SCTV justru membukukan kinerja kurang memuaskan. Sepanjang 2012, SCMA hanya membukukan pendapatan Rp 2,24 triliun, turun 2,61% dari 2011.Sedangkan laba bersih SCMA stagnan di posisi Rp 913,01 miliar pada 2012, sementara di 2011 mencetak laba bersih Rp 912,58 miliar.

Penurunan pendapatan SCMA sudah terlihat sejak awal tahun lalu. Saat itu, manajemen SCMA beralasan krisis ekonomi Eropa yang diikuti pelemahan ekonomi dalam negeri mengakibatkan penurunan belanja iklan di media.

SCMA juga mengubah fokus program acara yang semula program remaja menjadi program komedi dan anak-anak. Hal ini justru menggerus laba bersih SCMA. Padahal, tahun lalu, SCMA berharap ada peningkatan pendapatan sejak mengantongi kontrak tayangan turnamen sepakbola antar klub di Eropa, yakni Liga Champions, selama tiga musim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×